Salam

Pages

Sabtu, 16 Oktober 2010

Mari Koreksi Diri

Alhamdulillah atas nikmatMu ya Allah, karunia yang melimpah ini kadangkala membuat ku terlupa untuk mensyukuri nikmat-Mu.

Dalam kesibukan mengejar dunia ini, pernahkah kita terfikir untuk memperbaiki diri?

Adakah cukup amalan kita?

Bagaimana dengan perhitungan di akhirat yang pasti terjadi?

Bersediakah kita?

Mungkin kita biasa mendengar perkataan muhasabah, terutama apabila kita berada di akhir sesuatu program, kita diajak untuk bermuhasabah.

Namun, sejauh mana penghayatan kita terhadap maksud muhasabah tersebut?

Muhasabah

Berasal dari perkataan hisab, yaitu menghitung.

Mengapa kita perlu menghitung amalan kita?

Firman Allah dalam Surah Al-Hasyr (59:18):

18. Wahai orang-orang yang beriman! Bertaqwalah kepada Allah (dengan mengerjakan perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya); dan hendaklah tiap-tiap diri melihat dan memerhatikan apa yang ia telah sediakan (dari amal-amalnya) untuk hari esok (hari Akhirat). Dan (sekali lagi diingatkan), bertaqwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah amat meliputi pengetahuannya akan segala yang kamu kerjakan.

Jelas daripada ayat ini kita memang dituntut untuk menghitung amalan kita.

Andai dalam kehidupan harian kita sibuk merancang dan menghitung budget dan merancang untuk berbagai perkara, mengapa pula kita terlupa untuk menghitung bekal amalan di akhirat kelak?

Dalam ayat seterusnya (59:19) Allah memberi peringatan untuk kita tidak melupakan perintah-perintahNya.

19. Dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang telah melupakan (perintah-perintah) Allah, lalu Allah menjadikan mereka melupakan (amal-amal yang baik untuk menyelamatkan) diri mereka. Mereka itulah orang-orang yang fasik (durhaka).

Perkaitan antara kedua-dua ayat ini menunjukkan bahawa kita menghitung diri adalah dengan mengikuti perintah Allah.

Islam sebagai agama petunjuk kepada penganutnya.

Ia bukan hanya teori tapi praktikal untuk setiap urusan manusia.

Yang membedakan seorang muslim dan mukmin adalah pada amalannya.

Sebagaimana Allah menekankan dalam ayat seterusnya (59:20):

20. Tidaklah sama ahli neraka dan ahli Syurga; ahli Syurgalah orang-orang yang beroleh kemenangan (mendapat Segala Yang diingini).

Memang berbeda antara dua golongan ini.

Ibarat langit dan bumi.

Jurangnya sangat kentara antara penghuni syurga dan neraka.

Salah satunya dalam rahmat dan satu lagi dalam kelaknatan.

Jadi timbanglah dengan neraca iman, ke mana lebihnya kita?

Ke jalan ridha atau kebencian Allah?

Jadi di sini kami ingin berbagi beberapa cara untuk bermuhasabah, semoga dapat memberi manfaat.

1.Mengingati mati.
Ini cara terbaik untuk bermuhasabah. Mengingatkan diri tentang kematian yang pasti terjadi membantu kita mengkoreksi diri. Secara tidak langsung menjadi pendorong untuk kita menambah amal kebaikan.

2.Mengingati kelemahan diri.
Dengan kita menilai kelemahan diri kita secara tidak langsung membantu dalam memperbaiki kelemahan diri. Cara lain ialah dengan menukar kelemahan itu menjadi kekuatan. Sebagai contoh kita coba kurangkan sifat suka berkata perkara-perkara lagha dengan berzikir, mungkin nampak jauh sangat perbedaannya, namun andai coba diamalkan, InsyaAllah akan jadi kekuatan akhirnya.

3.Tidak membesarkan kekurangan orang lain.
Janganlah dibesar-besarkan kekurangan orang lain karena hakikatnya Allah menutup-nutup kekurangan kita. Andai kita menutup kelemahan orang lain, Allah akan melindungi kelemahan kita.

4.Menjadikan kebaikan orang sebagai kayu ukur untuk kita.
Dalam hal amalan kebaikan, amatlah wajar untuk kita meniru orang lain. Jadikan ia sebagai penanda aras untuk kita dan letakkan sasaran untuk menjadi yang lebih baik dari orang lain.

5.Menjadikan Rasulullah SAW sebagai ikutan utama.
Sangat jelas bahawa Nabi junjungan mulia contoh terbaik buat kita. Mulakan dengan mengamalkan perkara-perkara yang menjadi sunnah baginda.

6.Berdoa sebanyak-banyaknya agar Allah mudahkan kita untuk berubah dan memperbaiki diri.
Allah yang memegang hati kita dan Dia jugalah mampu membuka hati kita untuk suka kepada kebaikan dan membenci kejahatan. Hidayah itu milik-Nya jua.

Sahabat-sahabatku, marilah kita sama-sama bergerak dan bertindak ke arah perubahan yang InsyaAllah mengundang ridha Allah.

Doakan moga kita berjaya bermujahadah ke arah kebaikan dan kekal istiqamah dalam beramal..amin.

Wallahualam...