Salam

Pages

Sabtu, 16 Oktober 2010

Mari Koreksi Diri

Alhamdulillah atas nikmatMu ya Allah, karunia yang melimpah ini kadangkala membuat ku terlupa untuk mensyukuri nikmat-Mu.

Dalam kesibukan mengejar dunia ini, pernahkah kita terfikir untuk memperbaiki diri?

Adakah cukup amalan kita?

Bagaimana dengan perhitungan di akhirat yang pasti terjadi?

Bersediakah kita?

Mungkin kita biasa mendengar perkataan muhasabah, terutama apabila kita berada di akhir sesuatu program, kita diajak untuk bermuhasabah.

Namun, sejauh mana penghayatan kita terhadap maksud muhasabah tersebut?

Muhasabah

Berasal dari perkataan hisab, yaitu menghitung.

Mengapa kita perlu menghitung amalan kita?

Firman Allah dalam Surah Al-Hasyr (59:18):

18. Wahai orang-orang yang beriman! Bertaqwalah kepada Allah (dengan mengerjakan perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya); dan hendaklah tiap-tiap diri melihat dan memerhatikan apa yang ia telah sediakan (dari amal-amalnya) untuk hari esok (hari Akhirat). Dan (sekali lagi diingatkan), bertaqwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah amat meliputi pengetahuannya akan segala yang kamu kerjakan.

Jelas daripada ayat ini kita memang dituntut untuk menghitung amalan kita.

Andai dalam kehidupan harian kita sibuk merancang dan menghitung budget dan merancang untuk berbagai perkara, mengapa pula kita terlupa untuk menghitung bekal amalan di akhirat kelak?

Dalam ayat seterusnya (59:19) Allah memberi peringatan untuk kita tidak melupakan perintah-perintahNya.

19. Dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang telah melupakan (perintah-perintah) Allah, lalu Allah menjadikan mereka melupakan (amal-amal yang baik untuk menyelamatkan) diri mereka. Mereka itulah orang-orang yang fasik (durhaka).

Perkaitan antara kedua-dua ayat ini menunjukkan bahawa kita menghitung diri adalah dengan mengikuti perintah Allah.

Islam sebagai agama petunjuk kepada penganutnya.

Ia bukan hanya teori tapi praktikal untuk setiap urusan manusia.

Yang membedakan seorang muslim dan mukmin adalah pada amalannya.

Sebagaimana Allah menekankan dalam ayat seterusnya (59:20):

20. Tidaklah sama ahli neraka dan ahli Syurga; ahli Syurgalah orang-orang yang beroleh kemenangan (mendapat Segala Yang diingini).

Memang berbeda antara dua golongan ini.

Ibarat langit dan bumi.

Jurangnya sangat kentara antara penghuni syurga dan neraka.

Salah satunya dalam rahmat dan satu lagi dalam kelaknatan.

Jadi timbanglah dengan neraca iman, ke mana lebihnya kita?

Ke jalan ridha atau kebencian Allah?

Jadi di sini kami ingin berbagi beberapa cara untuk bermuhasabah, semoga dapat memberi manfaat.

1.Mengingati mati.
Ini cara terbaik untuk bermuhasabah. Mengingatkan diri tentang kematian yang pasti terjadi membantu kita mengkoreksi diri. Secara tidak langsung menjadi pendorong untuk kita menambah amal kebaikan.

2.Mengingati kelemahan diri.
Dengan kita menilai kelemahan diri kita secara tidak langsung membantu dalam memperbaiki kelemahan diri. Cara lain ialah dengan menukar kelemahan itu menjadi kekuatan. Sebagai contoh kita coba kurangkan sifat suka berkata perkara-perkara lagha dengan berzikir, mungkin nampak jauh sangat perbedaannya, namun andai coba diamalkan, InsyaAllah akan jadi kekuatan akhirnya.

3.Tidak membesarkan kekurangan orang lain.
Janganlah dibesar-besarkan kekurangan orang lain karena hakikatnya Allah menutup-nutup kekurangan kita. Andai kita menutup kelemahan orang lain, Allah akan melindungi kelemahan kita.

4.Menjadikan kebaikan orang sebagai kayu ukur untuk kita.
Dalam hal amalan kebaikan, amatlah wajar untuk kita meniru orang lain. Jadikan ia sebagai penanda aras untuk kita dan letakkan sasaran untuk menjadi yang lebih baik dari orang lain.

5.Menjadikan Rasulullah SAW sebagai ikutan utama.
Sangat jelas bahawa Nabi junjungan mulia contoh terbaik buat kita. Mulakan dengan mengamalkan perkara-perkara yang menjadi sunnah baginda.

6.Berdoa sebanyak-banyaknya agar Allah mudahkan kita untuk berubah dan memperbaiki diri.
Allah yang memegang hati kita dan Dia jugalah mampu membuka hati kita untuk suka kepada kebaikan dan membenci kejahatan. Hidayah itu milik-Nya jua.

Sahabat-sahabatku, marilah kita sama-sama bergerak dan bertindak ke arah perubahan yang InsyaAllah mengundang ridha Allah.

Doakan moga kita berjaya bermujahadah ke arah kebaikan dan kekal istiqamah dalam beramal..amin.

Wallahualam...

Sabtu, 25 September 2010

Kajian Rutin FUSI

Sekedar mengingatkan teman-teman semuanya..

Jangan lupa untuk mengikuti Kajian Rutin FUSI setiap hari Rabu ba'da Ashar di Serambi Depan Masjid Al-Hikmah UM..

Ditunggu kedatangannya,,ya..

For MABA FT Jurusan Teknologi Industri 2010

Selamat Menjalankan Latihan Dasar Kepemimpinan 2010..!!
Semoga mendapatkan ilmu yang bermanfaat..
Chayo..!!

Benteng

Suatu saat Rasulullah saw. bersabda:
Shaum itu adalah benteng (junnah). Maka dari itu, orang yang sedang shaum hendaknya tidak berkata jorok dan tidak bertindak bodoh. Apabila ada pihak yang memeranginya atau mengejeknya maka katakanlah kepadanya, "Aku sedang berpuasa!" (HR al-Bukhari dan Muslim).

Junnah artinya penjaga (wiqayah) dan penutup (satrah) dari keterjerumusan seseorang ke dalam kemaksiatan yang menyebabkan pelakunya masuk neraka.

Hal ini menegaskan bahwa shaum (puasa) merupakan benteng yang bersifat individual.

Dalam hadis lain juga jelas mengisyaratkan puasa sebagai benteng 'nafsu dan syahwat individual'.
Barangsiapa yang sudah mampu, hendaklah dia menikah karena menikah itu lebih bisa menundukkan pandangan. Barangsiapa yang tidak sanggup (menikah) maka hendaklah dia berpuasa karena puasa itu akan menjadi benteng (wija'[un]) baginya (HR al-Bukhari)

Jadi, kurang relevan bila untuk melindungi umat dari semua problematika umat dari sekadar mengandalkan shaum yang sifatnya individual.

Allah SWT bukan hanya mensyariatkan shaum sebagai benteng individual, melainkan juga mensyariatkan kepemimpinan umat (Imamah, Khilafah) sebagai benteng masyarakat secara keseluruhan.

Berkaitan dengan masalah ini, junjungan kita Muhammad saw. bersabda:
Sesungguhnya imam adalah benteng (junnah); orang-orang akan berperang mengikutinya dan berlindung dengannya. Maka dari itu, jika dia memerintah dengan berlandaskan takwa kepada Allah dan keadilan, maka dia akan mendapatkan pahala. Namun, jika dia berkata sebaliknya maka dia akan menanggung dosa (HR al-Bukhari dan Muslim).

Dari berbagai kitab hadis maupun syarahnya dapat dipahami bahwa istilah imam maksudnya sama dengan khilafah.

Sementara itu, meminjam penjelasan Imam as-Suyuthi, imam sebagai benteng berarti imam sebagai pelindung sehingga dapat mencegah musuh menyakiti kaum Muslim dan mencegah masyarakat saling menyakiti satu sama lain; juga memelihara kekayaan Islam.

Kenyataan bahwa imam/khalifah adalah benteng kaum Muslim ini dicatat dengan baik dalam sejarah Islam.

Karenanya, benteng individual yang diraih Ramadhan selayaknya dijadikan modal untuk mewujudkan Kekhilafahan sebagai benteng umat Islam dalam kehidupan.

Jumat, 24 September 2010

If Allah Love U

Untukmu Perindu Akhirat

Dalam sebuah hadits dinyatakan “Sesungguhnya apabila Allah mencintai seorang hamba, maka Dia menyeru Jibril dan berkata: 'Wahai Jibril, sesungguhnya Aku mencintai fulan, maka cintailah ia'. Maka Jibril pun mencintainya. Kemudian Jibril menyeru kepada penduduk langit: 'Sesungguhnya Allah mencintai fulan, maka cintailah ia'. Maka penduduk langit pun mencintainya. Kemudian ditanamkanlah kecintaan padanya di bumi. Dan sesungguhnya apabila Allah membenci seorang hamba, maka Dia menyeru Jibril dan berkata : 'Wahai Jibril, sesungguhnya Aku membenci fulan, maka bencilah ia'. Maka Jibril pun membencinya. Kemudian Jibril menyeru kepada penduduk langit: 'Sesungguhnya Allah membenci fulan, maka bencilah ia'. Maka penduduk langit pun membencnya. Kemudian ditanamkanlah kebencian padanya di bumi.” (HR. Bukhari Muslim)

Kamis, 16 September 2010

Protes Penodaan Al-Quran di Kashmir: Tiga Lagi Syahid Di Tangan Pasukan India

Tiga pengunjuk rasa warga Kashmir syahid ketika melakukan protes mengecam penodaan terhadap al-Quran, Rabu, 15/09/2010. Beberapa lainnya terluka. Pasukan keamanan pemerintah India di selatan kota Mendhar, sekitar 450 km dari ibukota Srinagar, melepaskan tembakan kepada kerumunan para pengunjuk rasa anti AS di kawasan itu, setelah penodaan kitab suci umat Islam terjadi di Amerika Serikat.

Insiden ini terjadi ketika protes dan jam malam berlanjut untuk hari keempat di beberapa kabupaten di Jammu yang dikuasai India dan wilayah Kashmir setelah tindakan penghinaan tersebut.

Dalam insiden terpisah, para pengunjuk rasa pro-kemerdekaan membakar dua gedung pemerintah untuk memprotes jam siang malam di Kashmir.

Di perbatasan distrik Poonch, 240 km sebelah barat kota Jammu, tetap berada di bawah jam malam untuk hari keempat pada Rabu, setelah sekitar 31 pengunjuk rasa terluka ketika bentrok dengan polisi, seorang koresponden Press TV melaporkan.

Protes besar-besarn juga mengguncang daerah pegunungan Kishtwar, sebelah timur Kota Jammu, saat ribuan orang turun ke jalan untuk mengekspresikan kemarahan mereka terhadap penodaan terhadap Al-Quran di Amerika Serikat.

Mereka menerikan slogan anti AS dan pro kemerdekaan, pengunjuk rasa hadang polisi, yang memicu bentrokan antara kedua belah pihak yang melukai lebih dari belasan orang.

Kashmir telah menjadi tempat meletusnya bentrokan kekerasan hampir setiap hari. Hampir 90 pengunjuk rasa Kashmir kehilangan nyawa di tangan pasukan India sejak kerusuhan meletus kembali pada bulan Juni. Para pengunjuk rasa dan warga belakangan dilaporkan kekurangan pangan.

Demikianlah, tak ada seorang Muslim pun membiarkan penghinaan terhadap kitab suci mereka terjadi. Itulah perasaan pada setiap kaum Muslim di Kashmir ketika mendengar kitab suci mereka dinodai. Di tengah-tengah cengkraman India, pasukan penguasa malah membunuhi kaum Muslim. Sampai kapan derita ini terjadi?

Sudah saatnya, kaum Muslim bersatu padu di bawah naungan Daulah Khilafah yang akan menyatukan kaum Muslim seluruh dunia. Di saat itulah, tak ada lagi sebuah negeri mana pun berani melecehkan al-Quran, Islam dan para penganutnya. Insya Allah, kemunculannya kian dekat!

SUMBER: BKLDK LINK (http://www.facebook.com/?tid=1503495981951&sk=messages#!/profile.php?id=100000719812731)

SELAMAT IDUL FITRI


Dapatkan Mesej Bergambar di Sini


KELUARGA BESAR FUSI FT UM MENGUCAPKAN SELAMAT IDUL FITRI
MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN

Selasa, 31 Agustus 2010

E.K.O.N.O.M.I.! : Difficult..??

Met pagi,,sobat FUSI..
Kalo denger kata-kata ekonomi tuh,,bawaannya pusing..
Apaligi tu kalo nyangkut istilah-istilah gak jelas dari mana datengnya..
Hm,,supaya sobat FUSI tau,,lanjutin bacanya ya..
Ini ada beberapa istilah ekonomi yang biasa di denger ato ada di media-media..
^_^

Hot Money
Hot money (uang panas) adalah modal asing yang mudah datang sekaligus gampang pergi, tergantung isi kepala si pemilik uang.
Uang panas selalu berburu keuntungan jangka pendek, di mana saja, kapan saja dan lewat instrumen apa saja: termasuk saham, surat-surat utang jangka pendek, hingga valuta asing. Investor jenis itu tak peduli, apakah ulah mereka akan membuat perekonomian suatu negara baik atau buruk, mengilap atau terpuruk.
Ideologi modal semacam itu cuma satu: untung sebesar-besarnya, rugi sekecil-kecilnya. Dia kerap disebut modal spekulatif.

The Fed
Sebuatan untuk Federal Reserve, bank central Amerika Serikat
Banyak orang yang menganggap bahwa The Fed merupakan lembaga keuangan Amerika, padahal The Fed merupakan sekelompok pengusaha swasta (yahudi) yang memiliki hak untuk mencetak uang, The Fed sangat tidak ingin bila masyarakat amerika menggunakan emas dan uang yang dijamin emas sehingga The Fed selalu berusaha mengatur kebijakan negara agar masyarakat mau menggunakan “seolah-olah uang” yang mereka cetak tanpa di back-up oleh emas. Sedangkan emas masyarakat dikuasai oleh The Fed sendiri.

Transaksi Derivatif (turunan)
Transaksi ini adalah transaksi-transaksi spekulatif atas turunan dari komoditi-komiditi riel. Contohnya adalah saham yang merupakan turunan dari asset-asset riel perusahaan, surat-surat berharga yang juga merupakan derivatif dari asset-aseet riel yang dijaminkan, termasuk juga "fiat money" (uang kertas) yang merupakan derivatif dari cadangan emas suatu negara.

Reksadana
Reksadana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat Pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio Efek oleh Manajer Investasi.

Portofolio
Dalam dunia keuangan, "portofolio" digunakan untuk menyebutkan kumpulan investasi yang dimiliki oleh institusi ataupun perorangan. Memiliki portofolio seringkali merupakan suatu bagian dari investasi dan strategi manajemen risiko yang disebut diversifikasi. Dengan memiliki beberapa aset, risiko tertentu dapat dikurangi.

Obligasi
adalah suatu istilah yang dipergunakan dalam dunia keuangan yang merupakan suatu pernyataan utang dari penerbit obligasi kepada pemegang obligasi beserta janji untuk membayar kembali pokok utang beserta kupon bunganya kelak pada saat tanggal jatuh tempo pembayaran. Ketentuan lain dapat juga dicantumkan dalam obligasi tersebut seperti misalnya identitas pemegang obligasi, pembatasan-pembatasan atas tindakan hukum yang dilakukan oleh penerbit. Obligasi pada umumnya diterbitkan untuk suatu jangka waktu tetap di atas 10 tahun. Misalnya saja pada Obligasi pemerintah Amerika yang disebut "U.S. Treasury securities" diterbitkan untuk masa jatuh tempo 10 tahun atau lebih. Surat utang berjangka waktu 1 hingga 10 tahun disebut "surat utang" dan utang di bawah 1 tahun disebut "Surat Perbendaharaan. Di Indonesia, Surat utang berjangka waktu 1 hingga 10 tahun yang diterbitkan oleh pemerintah disebut Surat Utang Negara (SUN) dan utang di bawah 1 tahun yang diterbitkan pemerintah disebut Surat Perbendaharan Negara (SPN).

Sukuk
Ini adalah istilah dalam bahasa Arab yang digunakan untuk obligasi yang berdasarkan prinsip syariah. Sukuk dapat pula diartikan dengan Efek Syariah berupa sertifikat atau bukti kepemilikan yang bernilai sama dan mewakili bagian penyertaan yang tidak terpisahkan atau tidak terbagi atas:
1. kepemilikan aset berwujud tertentu;
2. nilai manfaat dan jasa atas aset proyek tertentu atau aktivitas investasi tertentu; atau
3. kepemilikan atas aset proyek tertentu atau aktivitas investasi tertentu.

Bailout
Dalam istilah ekonomi dan keuangan digunakan untuk menjelaskan situasi dimana sebuah entitas yang bangkrut atau hampir bangkrut, seperti perusahaan atau sebuah bank diberikan suatu injeksi dana segar yang likuid, dalam rangka untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Seringkali bailout dilakukan oleh pihak pemerintah atau konsorsium beberapa investor yang akan memintaperan kendali pada entitas tersebut sebagai timbal balik untuk dana yang disuntikkan.

Semoga dengan mengetahui istilah tersebut,,kita semakin tercerahkan dan nggak jadi orang "GAPEK" [baca: Gagap ekonomi]..
Bye..
:)

Sabtu, 21 Agustus 2010

Shalat Tarawih

Hai..
Akhi dan ukhti yang sedang berpuasa,,selamat menjalankan ibadah puasa yach..
Pastinya udah tau semua kan kalo di bulan yang mulia ini adalah kesempatan berharga bagi orang-orang yang beriman untuk menambah amalan-amalan utama. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Barangsiapa mendirikan Ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala, maka akan diampunilah dosanya yang telah lalu" (Muttafaq 'Alaih).

Termasuk dari mendirikan (Bulan Ramadhan) adalah shalat tarawih yang merupakan sunnah yang ditetapkan. Maka peliharalah shalat tarawih bersama imam sampai selesai. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Seseorang yang shalat bersama imam hingga ia selesai, maka akan dituliskan baginya pahala shalat malam" (H.R Abu Dawud, Tirmidzi, Nasai dan Ibnu Majah)

Semoga Allah memberi hidayah pada sebagian orang yang menyia-nyiakan shalat tarawih, dan barangkali ia shalat dua rakaat lalu berpaling, seakan-akan dengan perbuatannya tersebut ia kikir pada dirinya sendiri dengan pahala. So, manfaatkanlah bulan yang agung ini, hari-harimu adalah terbatas, bersegeralah sebelum datangnya sesuatu yang menghancurkan kelezatan dan memisahkan dari teman (maksudnya kematian).

Syaikh Nawaf bin 'Ubaid Ar-Ra'uji

Jumat, 13 Agustus 2010

Pesona Cinta Aisyah

Cinta bukanlah milik anak manusia, namun anugerah dari Rabb alam semesta.
Siapa yang dapat mencegah, bila cinta Rasulullah tertambat pada seorang wanita jelita, shalihah, 'alimah, faqihah, yang tertulis namanya di sepanjang perjalanan sejarah manusia.


Dialah 'Aisyah bintu Abi Bakr 'Abdillah bin Abi Quhafah 'Utsman bin 'Amir bin 'Amr bin Ka'b bin Sa'd bin Taim bin Murrah bin Ka'b bin Lu'ay al-Qurasyiyyah at-Taimiyyah al-Makkiyyah radhiallahu 'anha.
Dia seorang wanita yang cantik dan berkulit putih sehingga mendapat sebutan al-Humaira'.
Ibunya bernama Ummu Ruman bintu 'Amir bin 'Uwaimir bin 'Abdi Syams bin 'Attab bin Udzainah al-Kinaniyyah.
Dia lahir ketika cahaya Islam telah memancar, sekitar delapan tahun sebelum hijrah.
Dihabiskan masa kanak-kanaknya dalam asuhan sang ayah, kekasih Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, seorang sahabat yang mulia, Abu Bakr ash-Shiddiq radhiallahu 'anhu.

=>UNTUK PARA AISYAH " SLAMAT BERJUANG MENUJU PESONA CINTA AISYAH..!!<= ^_^

Ramadhan Tanpa KHILAFAH

Kemarin dapet kiriman tulisan dari BKLDK Link via Facebook. Judulnya Ramadhan Tanpa Khilafah. Isinya TOP ABIZ. Kalo abis baca ini nggak sadar pentingnya KHILAFAH, berarti ... Yach, tebak sendiri ja.

Mau tau isinya apa? Nih, dibaca ja.

Ramadhan Tanpa Khilafah

Seandainya Khilafah ada, kita tidak hanya menangis saat berdoa di malam lailatul Qadar yang sepi, sementara kita membiarkan tangis pilu jutaan anak yatim, para wanita tua yang kehilangan sanak saudaranya akibat kebuasan penjajah.

Bayangkan seandainya Khilafah masih ada, maka menjelang awal ramadhan kemarin Kholifah dengan sangat serius mempersiapkan upaya pemantauan hilal (bulan), sebagaimana yang diperintahkan Rosulullah SAW. Kholifah akan mengerahkan ulama, ahli falaq, pakar astronomi di berbagai kawasan negeri Khilafah mulai dari Maroko sampai Marauke. Teknologi pun dipersiapkan untuk membantu, siaran langsung dari berbagai kawasan pemantauan dari seluruh dunia dilakukan seperti siaran langsung sepak bola di era Jahiliyah. Kemungkinan detik-detik terlihatnya hilal bisa disaksikan oleh kaum muslimin di seluruh dunia.

Setelah hilal terlihat, Kholifah segera mengumumkan masuknya 1 Ramadhan. Atau bulan sya’ban digenapkan 30 hari kalau belum terlihat. Siaran langsung pidato Kholifah dipancarkan secara langsung televisi ataupun radio Departemen I’lami (informasi negara) dari pusat kota negara Khilafah yang akan disaksikan dan didengarkan via satelit oleh hampir 1,5 milyar umat Islam negara Khilafah berbagai penjuru dunia. Dengan kecanggihan sains dan teknologi ini tidak ada kendala untuk menyampaikan pesan penting ini dengan cepat dan akurat di seluruh dunia.

Umat Islam menyambutnya dengan riang gembira, merekapun shaum pada hari yang sama: 1 ramadhan yang sama. Meskipun terjadi perbedaan pendapat tentang bagaimana menentukan awal dan akhir ramadhan, tapi perintah Imam yang wajib ditaati telah melebur semua itu: “amrul Imam yarfa’ul khilaf” (perintah Imam/Kholifah menghilangkan perbedaan). Semuanya taat kepada perintah Kholifah , ketaatan yang diperintahkan Allah SWT dan Rosulnya.

Di malam 1 Ramadhan setelah sholat maghrib Kholifah pun kemudian berpidato sebagaimana Rosulullah Saw berpidato yang juga diikuti oleh Kholifah Umar bin Khoththob ra , yang intinya mengingatkan kaum muslimin tentang keutaman bulan ramadhan: pahala yang dilipatgandakan, bulan kesabaran, bulan pertolongan Allah kepada hamba-Nya, bulan ampunan (syahrul maghfirah). Kholifah mendorong umat Islam untuk melaksanakan amalan wajib di bulan ramadhan dan memperbanyak amalan sunnah: membaca Al Qur’an, sholat tarawih, memperbanyak shodaqoh, menuntut ilmu dan lainya. Rakyat Daulah Khilafah pun dengan khusuk mendengar nesahat Kholifah. Pidato yang bukan basa-basi dari pemimpin hipokrit. Setelah itu dilanjutkan dengan sholat berjama’ah bersama dengan Kholifah sebagai imamnya.

Seandainya Khilafah ada, bulan ramadhan ini tidak akan kita isi hanya dengan menahan lapar dan haus, membaca Al Qur’an atau sholat tarawih bersama. Tapi juga berperang di jalan Allah SWT (jihad fi Sabilillah). Sebagaimana Rosulullah saw pada bulan Ramadhan memobilisasi umat Islam untuk berjihad dalam perang Badar dan Fathul Makkah. Pada bulan ini Kholifah akan mengkomandokan kita umat Islam di seluruh penjuru dunia, tentara-tentara Islam yang terlatih, untuk bersiap-siap membebaskan negeri-negeri Islam yang masih dijajah oleh negara-negera imperialis.

Kita bersama jutaan tentara-tentara Islam yang terlatih yang terdiri dari berbagai bangsa, bermacam ras dan warna kulit, dari berbagai benua, bergerak bersama-sama dibawah komando Kholifah ke Palestina, Irak, dan Afghanistan dan Pakistan. Mengisi ramadhan kita dengan salah satu amalan yang paling mulia yakni jihad fi sabilillah tanpa bisa dihalangi oleh nasionalisme yang membelengu atau PBB yang menipu.

Kita tidak hanya diam khusuk disudut-sudut masjid, sementara saudara-saudara kita di Jalur Gaza menangis karena lapar akibat embargo Zionis Yahudi. Kita tidak hanya menangis saat berdoa di malam lailatul Qadar yang sepi, sementara kita membiarkan tangis pilu jutaan anak yatim, para wanita tua yang kehilangan sanak saudaranya. Tangis menyaat hati yang terdengar sangat jelas, akibat kebrutalan tentara kafir penjajah di Irak dan Afghanistan. Ramadhan ini juga akan kita isi dengan keringat dan darah yang tertumpah di medan perang, untuk membebaskan saudara-saudara kita yang tertindas.

Seandainya Khilafah ada, kita tidak akan melalui hari-hari kita di bulan ramadhan dengan penuh kemunafikan dan dosa. Kita tidak melaluinya dengan makanan berbuka yang berlebihan di ruang-ruang AC yang nyaman.Sementara banyak saudara-saudara kita yang terpaksa menahan lapar yang perih karena kemiskinan di kolong jembatan dan gubuk tak layak. Kholifah tidak sekedar mendorong untuk memperbanyak shodaqoh di bulan ramadhan terhadap orang miskin. Shodaqoh tentu berpahala dan membantu tapi tidak menyelesaikan kemiskinan secara tuntas. Yang dilakukan Kholifah adalah tindakan nyata untuk menghentikan sistem yang memiskinkan rakyat, yaitu sistem kapitalis. Menggantinya dengan kebijakan ekonomi negara yang mensejahtrakan.

Kholifah akan menerapkan ekonomi syariah yang akan menghentikan praktik-praktik ekonomi kapitalis yang membunuh rakyat dan menjadi jalan perampokan terhadap kekayaan negara. Kebijakan privatisasi, pengurangan subsidi, hutang luar negeri akan dihentikan. Praktik perbankan ribawi, saham yang spekulatif, mata uang kertas yang bersandarkan pada dolar, yang menjadi penyebab utama ketidakstabilan ekonomi akan dihentikan. Berdasarkan ekonomi syariah negara membuka dengan luas ekonomi riil yang menggerakan lapangan kerja. Menjamin kebutuhan pokok tiap individu rakyat (sandang,pangan, dan papan), dan menjamin pendidikan dan kesehatan gratis untuk rakyat.

Seandainya Khilafah ada, ramadhan tidak akan kita lalui dengan sikap yang hiporkrit. Berulang-ulang penceramah menyatakan bulan ramadhan adalah bulan ketaqwaan, tapi didepan mata kita kemaksiatan terus berlangsung . Berulang-ulang dikatakan bulan ramadhan adalah bulan turunnya Al Qur’an yang harus kita jadikan pedoman hidup, sementara Al Qur’an sesungguhnya kita campakkan , karena kita tidak menerapkan hokum-hukum al Qur’an dalam seluruh aspek kehidupan kita. Pernyataan berulang al Qur’an sebagai ‘hudallinnas (petunjuk manusia), hudallil muttaqin (petunjuk bagi orang yang bertaqwa), menjadi semacam retorika yang tidak ada dalam realitanya.

Inilah yang pernah dikhawatirkan oleh Rosullah saw, terjadi pada ummatnya. Sebagaimana firman Allah Swt. Berkatalah Rasul, "Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan al-Quran ini sebagai sesuatu yang diabaikan." (QS al-Furqan [25]: 30).

Rasulullah saw. mengadukan perilaku kaumnya yang menjadikan al-Quran sebagai mahjûr[an]. Mahjûr[an] merupakan bentuk maf‘ûl, berasal dari al-hujr, yakni kata-kata keji dan kotor. Bisa juga berasal dari al-hajr yakni at-tark (meninggalkan, mengabaikan, atau tidak mempedulikan). Jadi, mahjûr[an] berarti matrûk[an] (yang ditinggalkan, diabaikan, atau tidak dipedulikan).

Banyak sikap dan perilaku yang oleh para mufasir dikategori hajr al-Qur’ân (meninggalkan atau mengabaikan al-Quran). Di antaranya adalah menolak untuk mengimani dan membenarkannya; tidak mentadaburi dan memahaminya; tidak mengamalkan dan mematuhi perintah dan larangannya; berpaling darinya. Dengan adanya Khilafah, hal itu tentu tidak akan terjadi. Sebab Khilafah akan menjadikan syariah Islam menjadi hokum resmi negara yang wajib diterapkan dalam segala aspek kehidupan . Dengan demikian Al Qur’an dan as Sunnah benar-benar menjadi pedoman hidup kita.

Sabtu, 24 Juli 2010

MARI MENGAMALKAN SUNAH - SUNAH PUASA

Hm.. Bentar lagi puasa nih. Karena bulan ini sangat istimewa, so pahalanya pun istimewa donk. Apa ya amalan-amalan sunah di bulan puasa? Lanjut ja bacanya.

1. Mengakhirkan Sahur

Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memerintahkan dan menganjurkan kepada orang yang hendak berpuasa agar makan sahur. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Barangsiapa ingin berpuasa, maka hendaklah dia bersahur.” (HR. Ahmad. Dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani karena memiliki banyak syawahid. Lihat Shohihul Jami’)

Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan demikian karena di dalamnya terdapat keberkahan. Dari pembantu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam -Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu- berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Makan sahurlah karena sesungguhnya pada sahur itu terdapat berkah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Sahur inilah pembeda antara puasa Yahudi, Nasrani (Ahlul Kitab) dengan umat ini. Dari Amr bin ‘Ash radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Perbedaan antara puasa kita (umat Islam) dan puasa ahlul kitab terletak pada makan sahur.” (HR. Muslim)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang untuk meninggalkan sahur, di mana beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Sahur adalah makanan yang penuh berkah. Oleh karena itu, janganlah kalian meninggalkannya sekalipun hanya dengan minum seteguk air. Karena sesungguhnya Allah dan para malaikat bershalawat kepada orang-orang yang makan sahur.” (HR. Ahmad. Dikatakan hasan oleh Syaikh Al Albani dalam Shohihul Jami’)

Dan sangat dianjurkan untuk mengakhirkan waktu sahur hingga menjelang fajar. Hal ini dapat dilihat dalam hadits Anas dari Zaid bin Tsabit bahwasanya beliau pernah makan sahur bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berdiri untuk menunaikan shalat. Kemudian Anas berkata,”Berapa lama jarak antara adzan dan sahur kalian?” Kemudian Zaid berkata,”Sekitar 50 ayat“. (HR. Bukhari dan Muslim)

2. Menyegerakan Berbuka

Menyegerakan berbuka akan mendatangkan kebaikan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Manusia akan senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Menyegerakan berbuka juga berarti seseorang konsisten dalam menjalankan sunnah Nabinya shallallahu ‘alaihi wa sallam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Umatku akan senantiasa berada di atas sunnahku selama tidak menunggu munculnya bintang untuk berbuka puasa.” (HR. Ibnu Hibban dan Ibnu Khuzaimah. Dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani dalam Shohih Targib wa Tarhib). Dan inilah yang ditiru oleh Syi’ah Rafidhah, mereka meniru Yahudi dan Nashrani dalam berbuka puasa yaitu baru berbuka ketika munculnya bintang. Semoga Allah melindungi kita dari kesesatan mereka. (Lihat Shifat Shoum Nabi, hal. 63)

Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berbuka puasa sebelum menunaikan shalat magrib dan bukanlah menunggu hingga shalat maghrib selesai dikerjakan. Inilah contoh dan akhlak dari suri tauladan kita shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sebagaimana Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasanya berbuka dengan rothb (kurma basah) sebelum menunaikan shalat. Jika tidak ada rothb, maka beliau berbuka dengan tamr (kurma kering). Dan jika tidak ada yang demikian beliau berbuka dengan meminum air putih.” (HR. Abu Daud, dikatakan hasan shohih oleh Syaikh Al Albani dalam Shohih wa Dho’if Sunan Abu Daud). Hadits ini menunjukkan bahwa ketika berbuka dianjurkan berbuka dengan kurma (rothb atau tamr) sebagaimana yang beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam lakukan.

3. Berdoa Ketika Berbuka

Perlu diketahui bersama bahwa doa ketika berbuka adalah salah satu doa yang mustajab dan tidak akan ditolak. Maka berdoalah dengan penuh keyakinan bahwa do’amu akan dikabulkan. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Ada tiga orang yang doanya tidak ditolak: 1. Pemimpin yang adil, 2. Orang yang berpuasa ketika dia berbuka, 3. Doa orang yang terdzolimi.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Hibban, dan Ibnu Majah. Dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani dalam Shohih wa Dho’if Sunan Tirmidzi)

Doa ketika berbuka adalah sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma bahwa dulu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika berbuka beliau membaca :
Dzahabadh dhoma’u wabtallatil ‘uruqu wa tsabatal ajru insya Allah.” (artinya: Rasa haus telah hilang dan urat-urat telah basah, dan pahala telah ditetapkan insya Allah)” (HR. Abu Daud. Dikatakan hasan oleh Syaikh Al Albani dalam Shohih wa Dho’if Sunan Abi Daud)

4. Memberi Makan Orang Berbuka

Para pembaca sekalian, beri makanlah kepada orang yang berpuasa karena ini akan mendatangkan pahala dan kebaikan yang melimpah ruah. Lihatlah apa yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sabdakan,
Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga.” (HR. Tirmidzi dan dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani dalam Shohih wa Dho’if Sunan Tirmidzi)

5. Memperbanyak Ibadah Di Bulan Ramadhan

Di antara petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah memperbanyak berbagai macam ibadah di bulan Ramadhan. Jibril ‘alaihis salam biasa membacakan Al Qur’an kepada beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam di bulan Ramadhan. Dan apabila Jibril menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, terlihat bahwa beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling suka memberi bagaikan hembusan angin. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah sebaik-baik manusia yang paling banyak bersedekah, berbuat ihsan (kebaikan), membaca Al-Qur’an, shalat, zikir dan i’tikaf. (Zadul Ma’ad, II/29, Ibnul Qayyim, Mawqi’ul Islam -Maktabah Syamilah)

Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat, wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.

***

Jumat, 23 Juli 2010

Manisnya Tholabul Ilmu Syar'i

Wahai hamba Allah Subhanahu wa Ta’ala, wahai penuntut ilmu, hendaknya engkau ikhlas dalam beribadah dan meniatkannya hanya untuk Allah Subhanahu wa Ta’ala. Hendaknya pula engkau bersungguh-sungguh dan penuh semangat dalam menempuh jalan-jalan ilmu dan bersabar di atasnya, kemudian mengamalkan apa yang terkandung dalam ilmu tersebut. Karena tujuan dari belajar ilmu adalah untuk diamalkan, bukan karena ingin dikatakan alim atau pun mendapatkan ijazah. Namun tujuannya adalah agar engkau dapat mengamalkan ilmumu dan membimbing manusia menuju kebaikan, dan agar engkau menjadi pengganti para rasul dalam dakwah kepada kebenaran.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam hadits yang shahih:
“Siapa yang Allah kehendaki kebaikan baginya, Allah akan faqihkan (pahamkan) dia dalam agamanya.” (Muttafaqun ‘alaihi)

Hadits di atas menunjukkan keutamaan ilmu. Bila Allah Subhanahu wa Ta’ala menginginkan seorang hamba beroleh kebaikan, Allah Subhanahu wa Ta’ala akan memahamkannya dalam agama-Nya hingga ia dapat mengetahui mana yang benar mana yang batil, mana petunjuk mana kesesatan. Dengannya pula ia dapat mengenal Rabbnya dengan nama dan sifat-sifat-Nya serta tahu akan keagungan hak-Nya. Ia pun tahu akhir yang akan diperoleh para wali Allah Subhanahu wa Ta’ala dan para musuh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Dari keterangan yang ada tahulah kita betapa besar dan mulianya ilmu.

Ilmu merupakan sesuatu yang paling afdhal dan paling mulia bagi orang yang Allah Subhanahu wa Ta’ala perbaiki niatnya. Karena ilmu akan mengantarkan seseorang untuk mengetahui kewajiban yang paling utama dan paling besar, yaitu mentauhidkan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan mengikhlaskan ibadah untuk-Nya. Ilmu juga menyampaikan seseorang untuk mengetahui hukum-hukum Allah Subhanahu wa Ta’ala dan apa yang diwajibkan-Nya kepada hamba-hamba-Nya. Dengan demikian, ilmu adalah kewajiban besar yang akan menyampaikan kepada penunaian kewajiban-kewajiban yang besar. Tidak ada kebahagiaan yang diperoleh para hamba dan tidak ada keselamatan bagi mereka kecuali dengan pertolongan Allah Subhanahu wa Ta’ala kemudian dengan ilmu agama, berpegang dengan ilmu dan istiqamah di atasnya.

Ulama merupakan sebaik-baik manusia dan paling utama di muka bumi ini. Yang terdepan dari mereka tentunya para rasul dan para nabi ‘alaihimussalam. Mereka adalah qudwah (teladan). Mereka merupakan asas/fondasi dalam dakwah, ilmu dan keutamaan. Setelah mereka, adalah ahlul ilmi sesuai dengan tingkatannya. Yang paling tahu tentang Allah Subhanahu wa Ta’ala, nama dan sifat-sifat-Nya, yang paling sempurna dalam amal dan dakwah, maka dialah orang yang terdekat dengan para rasul, paling dekat derajat dan kedudukannya dengan para rasul di dalam surga kelak. Ahlul ilmi adalah pemimpin di bumi ini, cahaya dan pelita bagi bumi. Mereka membimbing manusia menuju jalan kebahagiaan, memberi petunjuk kepada manusia menuju sebab-sebab keselamatan dan menggiring mereka kepada perkara yang diridhai Allah Subhanahu wa Ta'ala serta menjauhkan mereka dari sebab-sebab kemurkaan dan adzab-Nya... amin Allahuma amin...

Wallahu Ta'ala 'alam bishowwab...

Syariat Nabi Muhammad Penghapus Syari'at Terdahulu

Dan seluruh syari'at terdahulu telah dihapus dan diganti dengan syariat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Allah Ta'ala berfirman: (artinya) "Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil perjanjian dari para nabi: "Sungguh, apa saja yang Aku berikan kepadamu berupa kitab dan hikmah, kemudian datang kepadamu seorang rasul yang membenarkan apa yang ada padamu, niscaya kamu akan sungguh-sungguh beriman kepadanya dan menolongnya". Allah berfirman: "Apakah kamu mengakui dan menerima perjanjian-Ku terhadap yang demikian itu?" Mereka menjawab: "Kami mengakui". Allah berfirman: "Kalau begitu saksikanlah (hai para nabi) dan Aku menjadi saksi (pula) bersama kamu"." (QS. Ali Imran: 81)

Ibnu 'Abbas dan Ali bin Abi Thalib radliyallah 'anhuma berkata: "Tidaklah Allah mengutus seorang Nabi kecuali diambil janji setia darinya. Seandainya, Allah mengutus Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, sedangkan dia masih hidup maka harus beriman dan menolongnya. Allah akan memerintahkan kepadanya agar mengambil janji setia dari umatnya, jika kelak Muhammad diutus, dan mereka masih hidup, maka mereka wajib mengimaninya dan menolongnya."

Dari Jabi bin Abdillah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, seandainya Musa masih hidup maka tidak ada pilihan baginya kecuali harus mengikutiku." (HR. Ahmad dan al Baihaqi dalam Syu'ab al Iman dan dihasankan oleh Syaikh al Albani)

Ibnu Katsir dalam Qishash al Anbiya', -ketika menyebutkan kisah Hidzir dan Ilyas- mengatakan, "ayat yang mulia ini menunjukkan bahwa seluruh Nabi, kalau seandainya mereka ditakdirkan hidup sebagai rasul pada zaman Rasulillah shallallahu 'alaihi wasallam, maka mereka semua wajib mengikutinya dan tunduk dibawah perintahnya serta melaksanakan keumuman syariatnya, sebagaimana ketika beliau berkumpul bersama mereka pada malam Isra'. Ketika itu beliau naik di atas mereka semua dan ketika mereka bersama-sama Nabi turun ke Baitul Maqdis dan melaksanakan shalat, Jibril alaihis salam menyampaikan perintah Allah kepada beliau shallallahu 'alaihi wasallam agar mengimami mereka. Lalu beliau shalat bersama mereka (dengan menjadi imam) di daerah dan wilayah mereka dahulu diutus. Hal ini menunjukkan bahwa beliau adalah imam yang paling agung dan rasul penutup yang mulia dan diutamakan atas yang lainnya, semoga Allah melimpahkan shalawat dan salam untuk beliau dan para Nabi seluruhnya."

ketika Nabi Isa bin Maryam 'alaihis salam turun diakhir zaman beliau berhukum dengan syari'at suci Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Beliau tidak keluar dan tidak menyimpang darinya, padahal beliau satu dari lima Rasul Ulul 'Azmi dan Nabi penutup dari kalangan Bani Israil.

Dalam Shahih al Bukhari, dari Abu Hurairah radliyallah 'anhu berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Demi Dzat yang jiwaku di tanganNya sungguh akan turun kepada kalian Isa bin Maryam sebagai Hakim yang Adil, Dia mematahkan salib, dan membunuh babi, dan menolak jizyah dan tidak menerimanya dari orang kafir, harta melimpah ruah sehingga tak seorangpun menerima (shadaqah atau zakat)."

Pada hari perhimpunan, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjadi syafii' (pemberi syafa'at) dan memiliki maqam mahmud (kedudukan terpuji) yang tidak dimiliki oleh para Rasul Ulul 'Azmi. Hal ini menunjukkan bahwa beliau shallallahu 'alaihi wasallam diutamakan di dunia dan diakhirat.

Adapun kampanye ahlul ahwa dan para perusak bahwa ada tiga agama, seluruh pemeluknya berada di atas kebenaran dan semuanya akan selamat, adalah kampanye batil dan dusta sebagaimana petunjuk dzahir dari dalil-dali di atas. Pelopor kampanye buruk ini adalah orang barat yang kafir dengan tujuan untuk dijadikan pendahuluan guna menghancurkan kaum muslimin. Jika mereka tidak berhasil, minimal merusak akidah mereka.

Wahai kaum muslimin, berhati-hatilah dan lindungi agama dan jiwa kalian dengan terus mendalami agama kalian. Ini adalah jalan keselamatan dan kemenangan. Kita berlindung kepada Allah dari kehinaan dan siksa-Nya di dunia dan akhirat.

Larangan Bertasyabuh dan Ikut Merayakan Hari raya Orang Kafir

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang diikuti para sahabat dan tabi'in telah tegas melarang keras bertasyabuh (menyerupai) orang kafir dan ikut-ikutan merayakan hari besar mereka. Berikut ini sebagian pernyataan keras mereka:

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "siapa menyerupai suatu kaum maka dia bagian dari mereka." (HR. Ahmad, Abu Dawud dan dishahihkan Ibnu Hibban. Sedangkan Syaikh al Albani menghasankannya dalam al Misykah)

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kalian pasti akan mengikuti adat kebiasaan umat sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta sehingga seandainya mereka masuk ke lobang biawak pasti kamu akan mengikuti mereka. Kami berkata, "ya Rasulallah, apakah mereka Yahudi dan Nashrani?" beliau menjawab, "Siapa lagi." (HR. Bukhari dan Muslim)

Dari Ummul mukminin, 'Aisyah radliyallah 'anha berkata: "Janganlah kalian menyerupai orang Yahudi," beliau sangat membenci shalat dengan berkacak pinggang karena orang Yahudi sering melakukan hal itu." (HR. Bukhari)

Umar bin al Khathab radliyallah 'anhu berkata: ". . . dan janganlah kamu masuk menemui orang-orang musyrikin di gereja mereka pada hari raya mereka karena murka Allah turun kepada mereka." (Riwayat Al Baihaqi dalam al Sunan al Kubra dan Abdul Razaq dalam al Mushannaf)

Dari Abdullah bin Amru bin 'Ash berkata:
"Barangsiapa yang membangun negeri orang-orang kafir, meramaikan peringatan hari raya nairuz (tahun baru) dan karnaval mereka serta menyerupai mereka sampai meninggal dunia dalam keadaan demikian. Ia akan dibangkitkan bersama mereka di hari kiamat." (Sunan al-Baihaqi IX/234)

Agama seluruh Nabi adalah Islam


Islam adalah agama seluruh nabi dan rasul sebagaimana yang Allah beritakan tentang bapak para nabi, Ibrahim yang menjadi teladan bagi alam semesta. Allah Ta’ala berfirman:
“Dan tidak ada yang benci kepada agama Ibrahim, melainkan orang yang memperbodoh dirinya sendiri, dan sungguh Kami telah memilihnya di dunia dan sesungguhnya dia di akhirat benar-benar termasuk orang-orang yang shaleh.

Ketika Tuhannya berfirman kepadanya: "Tunduk patuhlah!" Ibrahim menjawab: "Aku tunduk patuh kepada Tuhan semesta alam".

Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Yakub. (Ibrahim berkata): "Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam".

Adakah kamu hadir ketika Yakub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya: "Apa yang kamu sembah sepeninggalku?" Mereka menjawab: "Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishak, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya".” (QS. Al Baqarah: 130-133)

Allah Ta’ala menerangkan bahwa orang yang membenci agama Ibrahim adalah orang yang dungu. Dan Ibrahim memerintahkan kepada Islam “aslamtu lirabbil ‘alamiin”, (Aku tunduk patuh kepada Tuhan semesta alam). Islam adalah wasiat Nabi Ibrahim 'alaihis salam kepada anak turunnya.

Nabi Ibrahim 'alaihis salam adalah imam para nabi dan manusia seluruhnya, beliau adalah teladan yang harus diikuti sebagaimana firman Allah Ta’ala:
"Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia"." (QS. Al Baqarah: 124)

Karena itulah orang Yahudi mengklaim Nabi Ibrahim seorang Yahudi. Begitu juga orang Nashrani, mereka mengklaim Nabi Ibrahim seorang Nashrani. Kemudian Allah membantah kedustaan klaim mereka, Allah Ta’ala berfirman:
"Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik." (QS. Ali Imran: 67)

Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda: "para nabi adalah saudara sebapak dan berlainan ibu, dan agama mereka satu.” (Muttafaq ‘Alaih)

Agama yang benar hanya satu, yaitu Islam, agama seluruh Nabi. Adapun perbedaan di antara mereka hanya pada masalah syari'at (tatacara) ibadah. Allah Ta'ala berfirman:
"Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang." (QS. Al Maidah: 48)

Pokok tauhid hanya satu, yaitu La Ilaha Illallaah. Setiap Nabi diperintahkan untuk menyampaikannya kepada umatnya. Allah Ta'ala menerangkan tentang hal ini dalam firman-Nya:
"Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku"." (QS. Al Anbiya': 25)

Bentuk perbedaan syari'at seperti tatacara shalat, ketentuan ukuran ibadah seperti zakat, puasa dan waktunya, arah kiblat, dan tatacara haji. Tatacara taat kepada Allah dan syariat berbeda-beda antara seorang rasul dengan rasul lainnya. Adapun agama mereka tetap satu, yaitu Islam. Dasar tauhid yang mereka serukan adalah baku, tidak pernah berubah antara seorang rasul dengan rasul lainnya, antara satu masa dengan masa lainnya.

Tatacara taat kepada Allah dan syariat berbeda-beda antara seorang rasul dengan rasul lainnya. Adapun agama mereka tetap satu, yaitu Islam.

Ringkasnya: Dasar ajaran agama yang didakwahkan seluruh rasul dari yang pertama hingga yang terakhir adalah sama, yaitu mentauhidkan Allah dalam uluhiyah, rububiyah, dan dalam nama-nama dan sifat-sifat-Nya; serta meniadakan segala yang membatalkannya atau yang mengurangi kesempurnaan tauhid. Adapun cabang syari'at mereka berupa amal-amal wajib, masalah halal dan haram terkadang berbeda. Terkadang, perintah wajib kepada satu umat tidak diperintahkan kepada umat lain. Satu masalah diringankan atas satu umat, namun bagi yang lainnya diperberat. Satu perkara diharamkan atas satu umat, namun bagi yang lain dihalalkan. Semua itu untuk satu hikmah dan tujuan baik yang ditetapkan oleh Allah 'Azza wa Jalla.

Disadur dari :
http://www.voa-islam.com/trivia/konsultasi-agama/2010/03/23/4226/benarkah-agama-para-nabi-tidak-semuanya-islam/

Al Kisah fii Jiran

Lagi bingung mau nulis tentang apa. Waktu buka fb, dapet message dari temen di Negeri Jiran. Karena tertarik, jadi ditampilin aja di sini. Selamat membaca!

Ini kisah nyata..kisah seorang gadis Melayu, beragama Islam, tapi dangkal pengetahuan tentang agama. Ceritanya begini, di sebuah negeri yang melaksanakan dasar 'Membangun Bersama Islam', kerap kali pihak pemimpin mengadakan pemeriksakan dadakan untuk memastikan para pekerja di perusahaan berkenan menutup aurot (berjilbab)

Saya kurang tau berapa jumlah denda yang dikenakan sekiranya didapati melakukan kesalahan, tapi selalunya mereka akan diberi amaran bagi kesalahan pertama, dan didenda jika didapati masih enggan mematuhi garis panduan yang ditetapkan. biasanya dalam setiap operasi seperti inii, seorang ustaz ditugaskan bersama dengan para
pegawai pihak pemimpin perusahaan setempat. Tugasnya adalah untuk menyampaikan nasihat, kerana hukuman dan denda semata-mata tidak mampu memberi kesan yang mendalam.

Dalam satu insiden, ketika operasi yang dijalankan sekitar 2005 orang, ada seorang gadis yang bekerja di salah satu ruko di Pasaraya Billion telah didapati melakukan kesalahan tidak menutup aurat. Maka dia pun kena denda ...setelah surat wewenang dihulurkan oleh pegawai PBT, ustazd ni pun langsung menasihati, "..lepas ni diharap saudari insaf dan dapat mematuhi peraturan..peraturan ni bukan semata-mata peraturan majlis perbandaran, tapi menutup aurat ni termasuk perintah Allah. Ringkasnya, kalau taat segala perintahNya, pasti Dia akan membalas dengan nikmat di syurga..kalau durhaka tidak mau mematuhi perintahNya, takut nanti tak sempat bertaubat, bakal mendapat azab di neraka Allah. Tuhan Maha Penyayang, Dia sendiri tak mau kita campakkan diri ke dalam neraka..."

Gadis tersebut yang dari awal hanya diam saja, tiba-tiba membentak "Kalau Tuhan itu betul-betul baik, kenapa Dia menciptakan neraka? Kenapa tak hanya sediakan syurga ja?seperti itukah Tuhan Maha Penyayang?" Mungkin dari tadi dia dah panas telinga, tak tahan dengar nasihat ustazd itu..dan hati sebel karna denda yang disebabkan dia tak berjilbab.

Ustazd tu terdiam sejenak. Bahaya anak ni, Kalau dibiarkan boleh rusak akidah dia. Setelah gadis itu selesai dengan celotehannya, ustazd tu pun jawab:
"Dik, kalau Tuhan tidak menciptakan neraka, saya gak jadi ustazd.se sen pun saya gak minta bayaran sekarang. lebih baik saya jadi bandar judi, atau mengadu ayam.. hidup senang, setelah mati pun tak cemas sebab ada jaminan masuk syurga. Mungkin kamu ni pun boleh aja saya culik dan jual jadi pelacur dan Kalau kamu mau lari, saya bunuh ja. gak papa , sebab neraka gak ada. Nanti kita berdua jumpa lagi di syurga..Kan Tuhan tu baik?"

Gadis tu terkejut mendengar ucapan ustazd tu? dan dengan muka penuh tanda tanya, ustazd tu pun menjelaskan:
"perkara seperti itu tadi akan berlaku kalau Tuhan hanya menyediakan syurga. Orang baik, orang jahat, semua masuk syurga..maka apa gunanya jadi orang baik? Jadi orang jahat lebih seneng. Manusia tak perlu lagi diuji sebab semua orang akan 'lulus' percuma. Pembunuh akan bertemu dengan orang yang dibunuh dalam syurga..pemerkosa akan bertemu lagi dengan korbannyal di syurga.setelah itu dia bisa aja memperkosa lagi kalou dia mau..gak ada siapapun yang terima hukuman. Sebab Tuhan itu 'baik'. Adakah Tuhan seperti ni yang kita mau? kamu merasa adilkah seperti itu?"; tanya ustazd.

"Ah..mana adil seperti tu. Orang jahat takkan la terlepas begitu saja.." rungut si gadis.

Ustaz tersenyum dan menambah i lagi:
"Bila Tuhan tak adil, boleh dianggap baik gak?"

Gadis tu terdiam.

Ustaz mengakhiri kata-katanya:
"Adik, saya kasih nasihat ni karna kasih sesama umat Islam. Allah itu Maha Penyayang, tapi Dia juga Maha Adil. Sebab tu neraka perlu wujud. Untuk menghukum hamba-hambaNya yang durhaka, yang menzdalimi diri sendiri dan juga orang lain. Saya rasa kamu dah faham sekarang. Kita sedang diuji di atas dunia ni. Jasad kita bahkan segala-galanya milik Allah, maka bukan HAK kita untuk berpakaian sesuka hati kita. Ingatlah; semuanya dipinjamkan olehNya, sebagai amanah dan ujian..semoga kita dapat
bersabar dalam mentaati segala perintahNya, untuk kebaikan diri kita juga. Assalamu'alaikum. "


Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. (QS. An Nuur 24:31)



Bila kau memandang segalanya dari Tuhanmu,
yang menciptakan segalanya,
yang menimpakan ujian,
yang menjadikan sakit hatimu,
yang membuatkan keinginanmu terhalang
serta menyusahkan hidupmu,
pasti akan damailah hatimu,
karena Allah tidak mungkin sengaja
mentaqdirkan segalanya untuk sesuatu yang sia2.

Bukan Allah tidak tahu,
derita hidupmu,
retaknya hatimu,
tapi,
mungkin itulah yang Dia maukan,
karena Dia tahu,
hati yang seperti inilah selalunya
lebih lembut dan mudah
untuk akrab dan dekat
denganNya.
[hiwar li ukhuwah]

Kamis, 22 Juli 2010

Syukur di Kala Meraih Sukses



Akui Setiap Nikmat Berasal dari-Nya

Inilah yang harus diakui oleh setiap orang yang mendapatkan nikmat. Nikmat adalah segala apa yang diinginkan dan dicari-cari. Nikmat ini harus diakui bahwa semuanya berasal dari Allah Ta’ala dan jangan berlaku angkuh dengan menyatakan ini berasal dari usahanya semata atau ia memang pantas mendapatkannya. Coba kita renungkan firman Allah Ta’ala,

“Manusia tidak jemu memohon kebaikan, dan jika mereka ditimpa malapetaka dia menjadi putus asa lagi putus harapan.” (QS. Fushshilat: 49).

Atau pada ayat lainnya,

“Dan apabila Kami memberikan nikmat kepada manusia, ia berpaling dan menjauhkan diri; tetapi apabila ia ditimpa malapetaka, maka ia banyak berdoa.” (QS. Fushshilat: 51)

Inilah tabiat manusia, yang selalu tidak sabar jika ditimpa kebaikan atau kejelekan. Ia akan selalu berdo’a pada Allah agar diberikan kekayaan, harta, anak keturunan, dan hal dunia lainnya yang ia cari-cari. Dirinya tidak bisa merasa puas dengan yang sedikit. Atau jika sudah diberi lebih pun, dirinya akan selalu menambah lebih. Ketika ia ditimpa malapetaka (sakit dan kefakiran), ia pun putus asa. Namun lihatlah bagaimana jika ia mendapatkan nikmat setelah itu? Bagaimana jika ia diberi kekayaan dan kesehatan setelah itu? Ia pun lalai dari bersyukur pada Allah, bahkan ia pun melampaui batas sampai menyatakan semua rahmat (sehat dan kekayaan) itu didapat karena ia memang pantas memperolehnya. Inilah yang diisyaratkan dalam firman Allah Ta’ala,

“Dan jika Kami merasakan kepadanya sesuatu rahmat dari Kami sesudah dia ditimpa kesusahan, pastilah dia berkata: “Ini adalah hakku.”(QS. Fushshilat: 50)

Sifat orang beriman tentu saja jika ia diberi suatu nikmat dan kesuksesan yang ia idam-idamkan, ia pun bersyukur pada Allah. Bahkan ia pun khawatir jangan-jangan ini adalah istidroj (cobaan yang akan membuat ia semakin larut dalam kemaksiatan yang ia terjang). Sedangkan jika hamba tersebut tertimpa musibah pada harta dan anak keturunannya, ia pun bersabar dan berharap karunia Allah agar lepas dari kesulitan serta ia tidak berputus asa.[1]

Ucapkanlah “Tahmid”

Inilah realisasi berikutnya dari syukur yaitu menampakkan nikmat tersebut dengan ucapan tahmid (alhamdulillah) melalui lisan. Ini adalah sesuatu yang diperintahkan sebagaimana firman Allah Ta’ala,

“Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur).” (QS. Adh Dhuha: 11)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,

“Membicarakan nikmat Allah termasuk syukur, sedangkan meninggalkannya merupakan perbuatan kufur.” (HR. Ahmad, 4/278. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan sebagaimana dalam Shahih Al Jaami’ no. 3014).

Lihat pula bagaimana impian Nabi Ibrahim tercapai ketika ia memperoleh anak di usia senja. Ketika impian tersebut tercapai, beliau pun memperbanyak syukur pada Allah sebagaimana do’a beliau ketika itu,

“Segala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan kepadaku di hari tua (ku) Ismail dan Ishaq. Sesungguhnya Tuhanku, benar-benar Maha Mendengar (memperkenankan) doa. ” (QS. Ibrahim: 39).

Para ulama salaf ketika mereka merasakan nikmat Allah berupa kesehatan dan lainnya, lalu mereka ditanyakan, “Bagaimanakah keadaanmu di pagi ini?” Mereka pun menjawab, “Alhamdulillah (segala puji hanyalah bagi Allah).”[2]

Oleh karenanya, hendaklah seseorang memuji Allah dengan tahmid (alhamdulillah) atas nikmat yang diberikan tersebut. Ia menyebut-nyebut nikmat ini karena memang terdapat maslahat dan bukan karena ingin berbangga diri atau sombong. Jika ia malah melakukannya dengan sombong, maka ini adalah suatu hal yang tercela.[3]

Memanfaatkan Nikmat dalam Amal Ketaatan

Yang namanya syukur bukan hanya berhenti pada dua hal di atas yaitu mengakui nikmat tersebut pada Allah dalam hati dan menyebut-nyebutnya dalam lisan, namun hendaklah ditambah dengan yang satu ini yaitu nikmat tersebut hendaklah dimanfaatkan dalam ketaaatan pada Allah dan menjauhi maksiat.

Contohnya adalah jika Allah memberi nikmat dua mata. Hendaklah nikmat tersebut dimanfaatkan untuk membaca dan mentadaburi Al Qur’an, jangan sampai digunakan untuk mencari-cari aib orang lain dan disebar di tengah-tengah kaum muslimin. Begitu pula nikmat kedua telinga. Hendaklah nikmat tersebut dimanfaatkan untuk mendengarkan lantunan ayat suci, jangan sampai digunakan untuk mendengar lantunan yang sia-sia. Begitu pula jika seseorang diberi kesehatan badan, maka hendaklah ia memanfaatkannya untuk menjaga shalat lima waktu, bukan malah meninggalkannya. Jadi, jika nikmat yang diperoleh oleh seorang hamba malah dimanfaatkan untuk maksiat, maka ini bukan dinyatakan sebagai syukur.

Muhammad bin Ahmad bin Muhammad bin Katsir berkata, sebagai penduduk Hijaz berkata, Abu Hazim mengatakan,

“Setiap nikmat yang tidak digunakan untuk mendekatkan diri pada Allah, itu hanyalah musibah.”[4]

Mukhollad bin Al Husain mengatakan,

“Syukur adalah dengan meninggalkan maksiat.”[5]

Intinya, seseorang dinamakan bersyukur ketika ia memenuhi 3 rukun syukur:

1. mengakui nikmat tersebut secara batin (dalam hati),

2. membicarakan nikmat tersebut secara zhohir (dalam lisan), dan

3. menggunakan nikmat tersebut pada tempat-tempat yang diridhoi Allah (dengan anggota badan).

Abul ‘Abbas Ibnu Taimiyah mengatakan,

“Syukur haruslah dijalani dengan mengakui nikmat dalam hati, dalam lisan dan menggunakan nikmat tersebut dalam anggota badan.”[6]

Merasa Puas dengan Rizki Yang Allah Beri

Karakter asal manusia adalah tidak puas dengan harta. Hal ini telah diisyaratkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam berbagai haditsnya. Ibnu Az Zubair pernah berkhutab di Makkah, lalu ia mengatakan,

“Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seandainya manusia diberi lembah penuh dengan emas, maka ia masih menginginkan lembah yang kedua semisal itu. Jika diberi lembah kedua, ia pun masih menginginkan lembah ketiga. Perut manusia tidaklah akan penuh melainkan dengan tanah. Allah tentu menerima taubat bagi siapa saja yang bertaubat.” (HR. Bukhari no. 6438)

Inilah watak asal manusia. Sikap seorang hamba yang benar adalah selalu bersyukur dengan nikmat dan rizki yang Allah beri walaupun itu sedikit. Karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Barang siapa yang tidak mensyukuri yang sedikit, maka ia tidak akan mampu mensyukuri sesuatu yang banyak.” (HR. Ahmad, 4/278. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan sebagaimana dalam As Silsilah Ash Shohihah no. 667)

Dan juga mesti kita yakini bahwa rizki yang Allah beri tersebut adalah yang terbaik bagi kita karena seandainya Allah melebihkan atau mengurangi dari yang kita butuh, pasti kita akan melampaui batas dan bertindak kufur. Allah Ta’ala berfirman,

“Dan jikalau Allah melapangkan rezki kepada hamba-hamba-Nya tentulah mereka akan melampaui batas di muka bumi, tetapi Allah menurunkan apa yang dikehendaki-Nya dengan ukuran. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui (keadaan) hamba-hamba-Nya lagi Maha Melihat.” (QS. Asy Syuraa: 27)

Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan, “Seandainya Allah memberi hamba tersebut rizki lebih dari yang mereka butuh, tentu mereka akan melampaui batas, berlaku kurang ajar satu dan lainnya, serta akan bertingkah sombong.” Selanjutnya Ibnu Katsir menjelaskan, “Akan tetapi Allah memberi rizki pada mereka sesuai dengan pilihan-Nya dan Allah selalu melihat manakah yang maslahat untuk mereka. Allah tentu yang lebih mengetahui manakah yang terbaik untuk mereka. Allah-lah yang memberikan kekayaan bagi mereka yang Dia nilai pantas menerimanya. Dan Allah-lah yang memberikan kefakiran bagi mereka yang Dia nilai pantas menerimanya.”[7]

Patut diingat pula bahwa nikmat itu adalah segala apa yang diinginkan seseorang. Namun apakah nikmat dunia berupa harta dan lainnya adalah nikmat yang hakiki? Para ulama katakan, tidak demikian. Nikmat hakiki adalah kebahagiaan di negeri akhirat kelak. Tentu saja hal ini diperoleh dengan beramal sholih di dunia. Sedangkan nikmat dunia yang kita rasakan saat ini hanyalah nikmat sampingan semata. Semoga kita bisa benar-benar merenungkan hal ini.[8]

Jadilah Hamba yang Rajin Bersyukur

Pandai-pandailah mensyukuri nikmat Allah apa pun itu. Karena keutamaan orang yang bersyukur amat luar biasa. Allah Ta’ala berfirman,

“Dan kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.” (QS. Ali Imron: 145)

“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.” (QS. Ibrahim: 7)

Ya Allah, anugerahkanlah kami sebagai hamba -Mu yang pandai bersyukur pada-Mu dan selalu merasa cukup dengan segala apa yang engkau beri.

Diselesaikan atas taufik Allah di Pangukan-Sleman, 23 Rabi’ul Akhir 1431 H

Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal

Artikel www.muslim.or.id
[1] Lihat Taysir Al Karimir Rahman, Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di, hal. 752, Muassasah Ar Risalah, cetakan pertama, tahun 1420 H dan Tafsir Al Jalalain, hal. 482, Maktabah Ash Shofaa.

[2] Lihat Mukhtashor Minhajil Qoshidin, Ibnu Qudamah Al Maqdisi, hal. 262, Darul Aqidah, cetakan pertama, tahun 1426 H.

[3] Lihat Tafsir Juz ‘Amma, Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin, hal. 202, Darul Kutub Al ‘Ilmiyah, cetakan tahun 1424 H.

[4] Jaami’ul Ulum wal Hikam, Ibnu Rajab, 294, Darul Muayyid

[5] ‘Iddatush Shobirin, hal. 49, Mawqi’ Al Waroq

[6] Majmu’ Al Fatawa, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, 11/135, Darul Wafa’, cetakan ketiga, 1426 H.

[7] Lihat Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, Ibnu Katsir, 12/278, Muassasah Qurthubah.

[8] Lihat Mukhtashor Minhajil Qoshidin, hal. 266.

Bagaimana jika kita jatuh cinta kepada seseorang?

Jawabannya mudah, jika engkau mampu, maka bersegeralah untuk meminang dan menikahinya. Mengapa harus bersegera?Karena dengan bersegera, keridhoan Allah pun akan engkau dapatkan. Dan dengan bersegera, berarti engkau juga telah memenuhi seruan Rasulullah SAW.

“Wahai para pemuda, barangsiapa di antara kalian yang telah mampu, maka hendaklah ia menikah.(HR.Bukhari)

“Barangsiapa yang telah memiliki kelapangan rezeki tetapi enggan untuk menikah, maka ia bukan termasuk golongan kami.”(HR.Baihaqi)

Bagaimana jika kita belum mampu?Lupakanlah wanita itu dan bertawakkallah kepada Allah. Yakinlah bahwa Allah telah menentukan jodoh bagi kita dan memberikan ganti yang lebih baik karena ketakwaan kita. Sebaliknya, jika kita memaksakan diri untuk memendam perasaan cinta kita kepada orang tersebut, maka hati akan kotor, pikiran semakin keruh dan hidup terasa tak karuan. Sedangkan jika kita memaksakan diri untuk berpacaran, berarti kita telah menjerumuskan diri ke dalam bentuk perzinaan dan kemaksiatan yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya.

Ada beberapa cara bagi orang yang belum menikah untuk meredam gejolak syahwat yang menggebu, yang ingin disalurkan tetapi belum memiliki kesiapan, di antaranya adalah sebagai berikut:

1)berpuasa;

2)banyak berolahraga;

3)banyak beraktivitas yang positif;

4)banyak membaca buku-buku yang bermanfaat

Minggu, 18 Juli 2010

Surat dari Seorang Akhina

"Dari Seorang Akhi..

Buat Saudariku yang dirahmati oleh Allah

Assalamu ‘alaikum warahmatullah wabarakatuh.......

Ukhti yang baik,

Kecantikan adalah anugerah. Senyum manis adalah berkah. Sungguh kurnia dari Allah bahwa wanita diciptakan memiliki kecantikan yang sangat mempesona. Dan kecantikan itulah yang akan menjadi jalannya menuju surga, jika ia mampu mengimbanginya dengan akhlaq yang mulia.

Rasulullah s.a.w menjelaskan bahawa antara fitrah lelaki adalah menyukai kecantikan wanita. Bahkan ‘Aisyah yang merupakan salah seorang shahabiyah paling pandai di masa itu, terkenal pula karena kecantikannya. Rasulullah menjulukinya Humaira`: Gadis yang pipinya merona merah.

Dan kerana kecantikannya itu, wanita dapat mengumpulkan pahala yang sebesar-besarnya dari Allah. Caranya? Bersyukurlah atas nikmat yang Allah berikan itu dan pandailah menjaga diri. Rasulullah mengajarkan cara bersyukur itu dengan membiasakan diri membaca do’a tatkala bercermin yang maknanya,

“Ya Allah… Sebagaimana Engkau telah mengelokkan parasku, elokkan pulalah akhlaqku…”

Ukhti yang dijaga oleh Allah…

Tak ada yang salah dengan kecantikan, karena, seperti kata pepatah, kecantikan bukanlah suatu dosa. Tapi sungguh itu tak bererti bahawa setiap wajah yang cantik berhak dijadikan barang tontonan. Kami kaum pria sangat bersedih kerana sekarang ini banyak di antara kawan-kawan Ukhti yang gemar memapar wajah cantik mereka di profil Facebook. Juga di blog-blog yang katanya pribadi, tapi nyatanya dapat diakses oleh siapapun.

Ini adalah satu hal yang sangat marak belakangan ini. Satu hal yang dianggap lumrah, sehingga para gadis berjilbab itu memasang pose-pose mereka di foto-foto yang kian hari kian bertambah jumlahnya. Seakan nama saja sudah tidak cukup.

Mohon Ukhti tanyakan pada mereka, apa sesungguhnya tujuan mereka memaparkam foto tersebut di tempat-tempat publik? Yakni foto dengan gaya yang menggoda serta senyum yang memikat!

Jika tujuan berjilbab itu adalah agar menutupi aurat dan terhindar dari pandangan-pandangan jahat, apakah itu pula yang menjadi tujuan mereka saat bergaya di depan kamera dan memamerkannya pada setiap orang?

Jika berjilbab itu tujuannya adalah mencari ridho Allah, apakah tujuan memperlihatkan foto-foto itupun adalah ridho Allah? Apakah betul Allah akan ridho pada wanita yang melakukan hal itu?

Ukhti yang baik,

Kami kaum pria sangat bersedih menghadapi fenomena ini. Mengapa? Kerana mungkin saja di antara gadis-gadis yang fotonya tersebar di seantero jagad ini adalah isteri atau calon istri kami. Apakah mereka tidak tahu bahwa foto mereka tersimpan dalam komputer puluhan, ratusan atau bahkan mungkin jutaan pria lain yang tidak berhak? Yang mungkin saja dijadikan alat oleh para pendosa sebagai gelanggang bermaksiat? Apakah mereka mengizinkan pria-pria selain suami mereka itu menyimpan foto-foto tersebut?

Ukhti,

Kami kaum pria sangat bersedih mendapati semua ini. Mengapa? Kerana mungkin saja di antara foto yang tersebar luas itu adalah ibu atau calon ibu kami, yang seharusnya menunjukkan caranya menjaga diri, bukan dengan menunjukkan hal-hal yang seharusnya disembunyikan…

Kami kaum pria sangat bersedih menyaksikan semua ini. Mengapa? Kerana mungkin saja di antara foto yang tersebar luas itu adalah guru atau calon guru kami, yang seharusnya mendidik dan mengajarkan Al Qur’an serta akhlaqul karimah kepada kami.

Apakah semua ini akan dibiarkan begitu saja tanpa ada penyelesaian? Tanpa ada seorangpun yang berani menegur serta mengingatkannya, memberitahukan bahwa itu adalah sebuah kesalahan? Atau harus menunggu tangan-tangan jahat memanfaatkannya untuk merosak harga diri dan menyebarkan aib yang seharusnya ditutup rapat-rapat?

Ukhti yang baik…

JazakilLahu khairan… Terima kasih banyak karena Ukhti tetap pandai menjaga diri dari sekecil apapun celah-celah kealpaan. Tapi tolong sampaikan pula pada kawan-kawan Ukhti, agar merekapun mengikuti jejak ukhti dengan menghapus foto-foto mereka dari Facebook dan blog-blog mereka. Sampaikanlah pada mereka agar menahan diri dari keinginan menunjukkan eksistensi diri di hadapan pria yang tidak berhak.

Jika mereka ingin menunjukkan kepada orang-orang bahawa mereka cantik, cukuplah tunjukkan pada suami mereka saja. Atau orang tua dan anak-anak mereka saja. Karena Allah Maha Tahu segala sesuatu. Jika mereka memerlukan sanjungan atas kecantikan yang telah dianugerahkan Allah pada mereka, biarlah Allah saja yang menyanjungnya, dengan balasan berlipat-lipat ganda di hari akhirat kelak.

Dan jika mereka ingin kecantikan mereka dikagumi, biarkanlah suami mereka saja yang mengagumi, lalu memberikannya sejuta hadiah cinta yang tidak akan pernah ada bandingnya…

Sementara kami, kaum pria yang tidak atau belum berhak atas itu semua, biarlah asyik masyuk tenggelam dalam do’a, agar dianugerahi isteri yang cantik dan shalehah, ibu yang baik dan bersahaja, guru yang taat dan menjaga martabatnya…

Agar Allah mengumpulkan kita kelak di surga-Nya. Meraih ridho dan ampunan-Nya serta dihindarkan dari azab neraka…

Atas perhatian dari Ukhti, saya ucapkan jazakillahu khairan…

Wassalamu ‘alaikum warahmatullah wabarakatuh..."

Takwa pada Allah

Dari Abu Dzar Jundub bin Junadah dan Abu Abdirrahman Mu’adz bin Jabal radhiallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, “Bertakwalah kamu kepada Allah di mana pun kamu berada, iringilah kesalahanmu dengan kebaikan niscaya ia dapat menghapuskannya dan pergaulilah semua manusia dengan budi pekerti yang baik.” (HR Tirmidzi. Ia berkata, “Hadits ini hasan. Dalam naskah lainnya dikatakan, hadits ini hasan shahih)

Pada hadits tersebut, makna takwallah (takwa kepada Allah) adalah membuat perisai antara dirinya dengan azab dan murka Allah, baik di dunia ataupun di akhirat. Dan perisai yang paling asasi adalah menegakkan tauhidullah.

Perintah untuk bertakwa ditujukan kepada 3 sasaran, yaitu:
1.Ditujukan kepada seluruh manusia, maka takwa di sini maknanya adalah menunaikan tauhid dan membersihkan dari syirik.
2.Ditujukan kepada kaum mukminin, maka takwa di sini maknanya adalah melaksanakan ketaatan kepada Allah berdasarkan petunjuk Allah dan meninggalkan kemaksiatan kepada Allah berdasarkan petunjuk Allah.
3.Ditujukan kepada seseorang yang sudah bertakwa, maka perintah takwa di sini maknanya adalah perintah untuk melestarikan ketakwaannya.

Ruang lingkup Takwallah meliputi seluruh tempat dan waktu, artinya di manapun dan kapan pun berada serta dalam kondisi apapun terkena kewajiban takwallah.

Takwa sudah jelas berarti menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan Allah. So, segala perintah dan larangan Allah wajib kita jalankan donk. Tidak hanya berkaitan dengan ibadah, tapi seluruh aktivitas kita di dunia adalah wujud menjalankan perintah Allah itu, baik politik, ekonomi, pendidikan, muamalat, dan sebagainya. Dengan menjalankan perintah Allah dalam segala aspek kehidupan kita, maka kita akan mendapatkan kemuliaan. Yuk, ramai-ramai bertakwa pada Allah.

Kamis, 15 Juli 2010

KHILAFAH..??

Do you know it..??
Kenapa sih harus bahas ini..??
Lagian juga denger-denger nih,,KHILAFAH ini sering disangkut-sangkutin ma teroris gitu..
So,,jangan bahas itu dech..
Mungkin beberapa dari kalian akan berfikir seperti itu..
Bahkan,,mungkin banyak juga yang tidak tahu sama sekali dengan KHILAFAH..
So,,jangan berhenti baca ini karena itu..
If u don't know,,so u must find it..
Kita nggak bakal tau sebenernya kayak apa kalo nggak dicari tau 'kan..??

Khilafah adalah kepemimpinan umum bagi seluruh kaum Muslim di dunia. Khilafah bertanggung jawab menerapkan hukum Islam, dan menyampaikan risalah Islam ke seluruh muka bumi. Khilafah terkadang juga disebut Imamah; dua kata ini mengandung pengertian yang sama dan banyak digunakan dalam hadits-hadits shahih.

Sistem pemerintahan Khilafah tidak sama dengan sistem manapun yang sekarang ada di Dunia Islam. Meskipun banyak pengamat dan sejarawan berupaya menginterpretasikan Khilafah menurut kerangka politik yang ada sekarang, tetap saja hal itu tidak berhasil, karena memang Khilafah adalah sistem politik yang khas.

Khalifah adalah kepala negara dalam sistem Khilafah. Dia bukanlah raja atau diktator, melainkan seorang pemimpin terpilih yang mendapat otoritas kepemimpinan dari kaum Muslim, yang secara ikhlas memberikannya berdasarkan kontrak politik yang khas, yaitu bai’at. Tanpa bai’at, seseorang tidak bisa menjadi kepala negara. Ini sangat berbeda dengan konsep raja atau dictator, yang menerapkan kekuasaan dengan cara paksa dan kekerasan. Contohnya bisa dilihat pada para raja dan diktator di Dunia Islam saat ini, yang menahan dan menyiksa kaum Muslim, serta menjarah kekayaan dan sumber daya milik umat.

Kontrak bai’at mengharuskan Khalifah untuk bertindak adil dan memerintah rakyatnya berdasarkan syariat Islam. Dia tidak memiliki kedaulatan dan tidak dapat melegislasi hukum dari pendapatnya sendiri yang sesuai dengan kepentingan pribadi dan keluarganya. Setiap undang-undang yang hendak dia tetapkan haruslah berasal dari sumber hukum Islam, yang digali dengan metodologi yang terperinci, yaitu ijtihad. Apabila Khalifah menetapkan aturan yang bertentangan dengan sumber hukum Islam, atau melakukan tindakan opresif terhadap rakyatnya, maka pengadilan tertinggi dan paling berkuasa dalam sistem Negara Khilafah, yaitu Mahkamah Mazhalim dapat memberikan impeachment kepada Khalifah dan menggantinya.

Sebagian kalangan menyamakan Khalifah dengan Paus, seolah-olah Khalifah adalah Pemimpin Spiritual kaum Muslim yang sempurna dan ditunjuk oleh Tuhan. Ini tidak tepat, karena Khalifah bukanlah pendeta. Jabatan yang diembannya merupakan jabatan eksekutif dalam pemerintahan Islam. Dia tidak sempurna dan tetap berpotensi melakukan kesalahan. Itu sebabnya dalam sistem Islam banyak sarana check and balance untuk memastikan agar Khalifah dan jajaran pemerintahannya tetap akuntabel.

Khalifah tidak ditunjuk oleh Allah, tetapi dipilih oleh kaum Muslim, dan memperoleh kekuasaannya melalui akad bai’at. Sistem Khilafah bukanlah sistem teokrasi. Konstitusinya tidak terbatas pada masalah religi dan moral sehingga mengabaikan masalah-masalah sosial, ekonomi, kebijakan luar negeri dan peradilan. Kemajuan ekonomi, penghapusan kemiskinan, dan peningkatan standar hidup masyarakat adalah tujuan-tujuan yang hendak direalisasikan oleh Khilafah. Ini sangat berbeda dengan sistem teokrasi kuno di zaman pertengahan Eropa dimana kaum miskin dipaksa bekerja dan hidup dalam kondisi memprihatinkan dengan imbalan berupa janji-janji surgawi. Secara histories, Khilafah terbukti sebagai negara yang kaya raya, sejahtera, dengan perekonomian yang makmur, standar hidup yang tinggi, dan menjadi pemimpin dunia dalam bidang industri serta riset ilmiah selama berabad-abad.

Khilafah bukanlah kerajaan yang mementingkan satu wilayah dengan mengorbankan wilayah lain. Nasionalisme dan rasisme tidak memiliki tempat dalam Islam, dan hal itu diharamkan. Seorang Khalifah bisa berasal dari kalangan mana saja, ras apapun, warna kulit apapun, dan dari mazhab manapun, yang penting dia adalah Muslim. Khilafah memang memiliki karakter ekspansionis, tapi Khilafah tidak melakukan penaklukkan wilayah baru untuk tujuan menjarah kekayaan dan sumber daya alam wilayah lain. Khilafah memperluas kekuasaannya sebagai bagian dari kebijakan luar negerinya, yaitu menyebarkan risalah Islam.

Khilafah sama sekali berbeda dengan sistem Republik yang kini secara luas dipraktekkan di Dunia Islam. Sistem Republik didasarkan pada demokrasi, dimana kedaulatan berada pada tangan rakyat. Ini berarti, rakyat memiliki hak untuk membuat hukum dan konstitusi. Di dalam Islam, kedaulatan berada di tangan syariat. Tidak ada satu orang pun dalam sistem Khilafah, bahkan termasuk Khalifahnya sendiri, yang boleh melegislasi hukum yang bersumber dari pikirannya sendiri.

Khilafah bukanlah negara totaliter. Khilafah tidak boleh memata-matai rakyatnya sendiri, baik itu yang Muslim maupun yang non Muslim. Setiap orang dalam Negara Khilafah berhak menyampaikan ketidaksetujuannya terhadap kebijakan-kebijakan negara tanpa harus merasa takut akan ditahan atau dipenjara. Penahanan dan penyiksaan tanpa melalui proses peradilan adalah hal yang terlarang.

Khilafah tidak boleh menindas kaum minoritas. Orang-orang non Muslim dilindungi oleh negara dan tidak dipaksa meninggalkan keyakinannya untuk kemudian memeluk agama Islam. Rumah, nyawa, dan harta mereka, tetap mendapat perlindungan dari negara dan tidak seorangpun boleh melanggar aturan ini. Imam Qarafi, seorang ulama salaf merangkum tanggung jawab Khalifah terhadap kaum dzimmi: “Adalah kewajiban seluruh kaum Muslim terhadap orang-orang dzimmi untuk melindungi mereka yang lemah, memenuhi kebutuhan mereka yang miskin, memberi makan yang lapar, memberikan pakaian, menegur mereka dengan santun, dan bahkan menoleransi kesalahan mereka bahkan jika itu berasal dari tetangganya, walaupun tangan kaum Muslim sebetulnya berada di atas (karena faktanya itu adalah Negara Islam). Kaum Muslim juga harus menasehati mereka dalam urusannya dan melindungi mereka dari ancaman siapa saja yang berupaya menyakiti mereka atau keluarganya, mencuri harta kekayaannya, atau melanggar hak-haknya.”

Dalam sistem Khilafah, wanita tidak berada pada posisi inferior atau menjadi warga kelas dua. Islam memberikan hak bagi wanita untuk memiliki kekayaan, hak pernikahan dan perceraian, sekaligus memegang jabatan di masyarakat. Islam menetapkan aturan berpakaian yang khas bagi wanita – yaitu khimar dan jilbab, dalam rangka membentuk masyarakat yang produktif serta bebas dari pola hubungan yang negatif dan merusak, seperti yang terjadi di Barat.

Menegakkan Khilafah dan menunjuk seorang Khalifah adalah kewajiban bagi setiap Muslim di seluruh dunia, lelaki dan perempuan. Melaksanakan kewajiban ini sama saja seperti menjalankan kewajiban lain yang telah Allah Swt perintahkan kepada kita, tanpa boleh merasa puas kepada diri sendiri. Khilafah adalah persoalan vital bagi kaum Muslim.

Khilafah yang akan datang akan melahirkan era baru yang penuh kedamaian, stabilitas dan kemakmuran bagi Dunia Islam, mengakhiri tahun-tahun penindasan oleh para tiran paling kejam yang pernah ada dalam sejarah. Masa-masa kolonialisme dan eksploitasi Dunia Islam pada akhirnya akan berakhir, dan Khilafah akan menggunakan seluruh sumber daya untuk melindungi kepentingan Islam dan kaum Muslim, sekaligus menjadi alternatif pilihan rakyat terhadap sistem Kapitalisme.

The End..

--Sumber: BKLDK--

Not Easy To Angry

Untuk mengawali pembahasan kali ini, yuk baca hadits ini dulu.
Dari Abu Hurairah rodhiallohu ‘anhu, ada seorang laki-laki berkata kepada Nabi sholallahu ‘alaihi wa sallam, “Berilah aku wasiat.” Rosululloh sholallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jangan marah!” Dia bertanya berulang-ulang dan tetap dijawab, “Jangan Marah!” (HR Bukhori)

Kedudukan Hadits ini berisi tentang adab yang sangat penting. Mau tau apa rahasia di balik jawaban Rasulullah itu? Rasulullah sholallahu ‘alaihi wa sallam berulang kali diminta wasiat atau nasihatnya oleh para sahabat. Jawaban yang diberikan oleh Rasulullah berbeda-beda. Rahasia perbedaan jawaban tersebut menurut ulama ada 2, yaitu:

1.Disesuaikan dengan keadaan orang yang bertanya. Artinya jawaban Rasulullah sholallahu ‘alaihi wa sallam adalah sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh orang yang bertanya terkait dengan keadaannya.

2.Demi beragamnya wasiat yang sampai kepada umat. Maksudnya karena setiap wasiat Rasulullah sholallahu ‘alaihi wa sallam pasti akan ditularkan kepada yang lain, maka Rasulullah meragamkan jawaban.

Perintah Rasulullah untuk tidak marah ini mengandung 2 penafsiran, yaitu:

1.Maksudnya tahanlah marah, yaitu ketika ada sesuatu yang membuat marah maka berusahalah untuk tidak melampiaskan kemarahannya.

2.Menghindarkan diri dari sebab-sebab yang mendatangkan kemarahan.

Mau tau terapi agar tidak mudah marah? Ada beberapa cara untuk terhindar dari melampiaskan kemarahan, di antaranya:

1.Duduk, jika ketika marah kita dalam keadaan berdiri.
2.Mengucapkan kata-kata yang baik.
3.Berwudhu.

Sekian dulu ya. Semoga kita termasuk orang-orang yang tidak mudah marah. Amin.
Wassalam.

Minggu, 04 Juli 2010

INGAT..SIKSA ALLAH AMAT PEDIH



“Sesungguhnya seringan-ringan siksaan siksaan penghuni Neraka pada hari Qiamat ialah seseorang yang diletakkan di bawah dua telapak kakinya dua bara api neraka sehingga mendidih otak yang ada di kepalanya.(dari sebab panasnya kedua bara api neraka tersebut) Dia mengira bahawa tidak ada orang lain yang lebih dashyat siksaan daripadanya, padahal dialah orang yang paling ringan siksaannya”. (Hadis Riwayat Bukhari & Muslim).

Jangan anggap ringan. Sebab meski disiksa sehari di neraka, kita harus paham bahwa 1 hari di akhirat itu kadarnya sama dengan 50.000 tahun di bumi!

“Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun.” [Al Ma'aarij 4]

Ada yang tidak malu dan segan berbuat kejahatan dan kedurhakaan terhadap Allah. Ada yang berbohong, menipu, mabuk, berjudi, makan minuman dan makanan yang haram, membuka aurat, berzinah, mendekati zina, lihai pacaran, dugem, mencuri, merampok, korupsi, membunuh, dan sebagainya.

Kadang yang berbuat dosa itu berdalih: Dosa kan tidak bejendol/kelihatan.

Ada pula yang menganggap bahwa segala dosa itu tidak masalah, toh kalau taubatnanti Allah akan mengampuni.

Orang-orang yang disiksa Allah adalah orang yang memang selalu mengingkari
ayat-ayat Allah seperti Al Qur’an dan memperolokan siksa Allah:

Kami telah memberikan kepada mereka pendengaran, penglihatan dan hati; tetapi pendengaran, penglihatan dan hati mereka itu tidak berguna sedikit juapun bagi mereka, karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan mereka telah diliputi oleh siksa yang dahulu selalu mereka memperolok-olokkannya.” [Al‘Ahqaaf 26]

Di dunia, saat orang sudah meninggal, berakhirlah hukumannya. Namun di akhirat tidak begitu. Setiap kulit mereka hangus, diganti Allah dengan kulit yang lain agar tetap merasakan pedihnya siksa:
Begitu keras siksa Allah sehingga orang itu tidak hidup, tidak pula mati.

Begitu dahsyat siksa Allah di neraka. Oleh sebab itu hendaklah kita senantiasa berdoa agar terhindar dari siksa Allah di neraka:
“Yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi seraya berkata: “Ya Tuhan kami, tiadalah “Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” [Ali ‘Imran 191]

Allahumma innii as aluka ridhooka wal jannah wa a’udzubika min saqaatika wan naar. (Ya Allah sesungguhnya kami mengharap RidhoMu dan Syurga, kami berlindung kepada-Mu dari kemurkaan-Mu dan Neraka)

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri ma’aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.” [Al Baqarah 286]

TDL NAIK..??

Terkait rencana kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) oleh PLN pada awal 1 Juli 2010 mendatang, PLN UPJ Sampang melakukan sosialisasi kepada masyarakat. PLN Sampang masih menanggung defisit akibat tunggakan dari pelanggan di wilayah Sampang yang mencapai Rp1,3 miliar. Sumaryana, Kepala UPJ PLN Sampang mengatakan, pihaknya hanya sebatas sosialisasi, karena tunggakan akan semakin memberatkan. Seperti diberitakan, kenaikan tarif dasar listrik pada 1 Juli 2010 itu rata-rata sebesar 10 persen. Sumaryana berharap, kenaikan TDL ini justru membuat masyarakat sadar tentang keterbatasan tenaga listrik, sehingga harus dihemat serta kesadaran membayar rekening listrik juga semakin meningkat. (Suarasurabaya.net,25/6/2010)

Ini berita yang lagi anget-angetnya dibicarain. Dari berita di atas, kita dapat melihat bahwa sebelum listrik naik aja, tunggakannya udah segitu banyak. Apalagi kalo listrik naik. Sosialisasi yang dilakukan sebagai ajang mengademkan panasnya hati masyarakat, tidak akan bisa menyadarkan masyarakat bahwa tenaga listrik terbatas. Kalo kita sebagai manusia yang bisa dibilang berintelek, apa iya kita langsung manggut-manggut aja. Coba dech mereka ditanya, kenapa harus menaikkan TDL? Alasannya karena Pemerintah menaikkan marjin keuntungan PT PLN (persero) dari 5% menjadi 8% (Tempointeraktif.com,9/3/2010). Di sisi lain, karena PLN sudah menjamin mulai 1 Juli tidak akan ada lagi pemadaman listrik bergilir, PLN harus menambah pasokan BBM. Padahal, kalo pasokan gas cukup dan terjamin, pastinya kenaikan ini nggak bakal jadi ancaman terus. Pasalnya, gas produksi dalam negeri justru lebih banyak diekspor dengan kontrak jangka panjang. Apalagi pengusahaan gas itu diserahkan kepada kontraktor yang hampir semuanya asing. So, mana demokrasi yang katanya suara rakyat? Eh, malah jadi bikin subur pertumbuhan para penjahat yang mengatasnamakan rakyat. Ini nih akibat dari ideologi Kapitalisme yang mendoktrinkan bahwa campur tangan negara harus seminimal mungkin.

Terus, bagaimana sih sebenarnya masalah ini dalam pandangan Islam? Dalam Islam, pemerintah (negara) berkewajiban memelihara urusan dan kemaslahatan rakyat. Islam juga menetapkan bahwa kekayaan alam seperti gas, minyak, barang tambang, dsb sebagai milik umum, milik seluruh rakyat. Jadi fokus pemerintah adalah menjamin penyediaan dan pelayanan tenaga listrik semaksimal dan sesempurna mungkin untuk seluruh rakyat [attention: listrik kan termasuk sumber energi untuk umum].

So, udah jelas kalo masalah kenaikan TDL dan semua problem yang dihadapi masyarakat saat ini berpangkal pada penerapan ideologi Kapitalisme berikut sistem turunannya terutama sistem politik dan sistem ekonomi. Karena itu, kita harus meninggalkan ideologi dan sistem Kapitalisme lalu menerapkan ideologi dan sistem Islam dengan syariahnya dalam sistem Khilafah.

“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kalian menuju sesuatu yang memberi kalian kehidupan.” (QS. Al-Anfal : 24)

Selasa, 08 Juni 2010

Husnudzon..??



Assalaamu'alaikum.

So pasti udah tau 'kan yang dimaksud dengan husnudzon? Kalo ada yang belum tau, nih kita kasitau. Husnudzon itu berprasangka baik. Simple 'kan? Tapi, penerapannya gak se-simple itu. Banyak di antara kita malah lebih sering bersuudzon dibandingkan berhusnudzon [suudzon kebalikan husnudzon].

Kenapa sih berprasangka itu penting? [belum tau firman Allah ya?]. Allah tuh udah jelas-jelas bilang dalam firman-Nya bahwa Allah dekat dengan prasangka hamba-Nya.So, berprasangka baiklah kepada Allah. Sebab Allah adalah seperti apa yang kita prasangkakan. Menjadi orang beruntung atau merugi sangatlah tergantung pada prasangka kita kepada Allah. Kalo ada yang bertanya kenapa bisa gitu, baca terus donk.

Prasangka baik kepada Allah dapat menjaga kita dari godaan syaitan. Sebaliknya, dengan berprasangka buruk kepada Allah akan menjauhkan kita dari Allah dan mendekatkan kepada syaitan. Dengan begitu, syaitan akan menggoda kita dengan cara memanfaatkan prasangka kita. Prasangka buruk yang dihembuskan oleh syaitan dengan mengatakan bahwa dalam keadaan buruk do’a tidak akan didengar, Allah tidak mau didekati oleh orang kotor, percuma berbuat baik karena tidak akan diberi pahala, dan masih banyak lagi hembusan lain yang serupa yang membuat kita semakin menjauh saja dari Allah. Jurus "menunda-nunda" untuk memulai taubat akan dikeluarkan oleh syaitan, dengan berkata percuma meminta ampun selagi kotor karena tidak akan diampuni, nanti saja kalau sudah siap taubat baru Alllah akan mengampuninya, sehingga membuat kita sulit memulai.

Pada saat kita telah bertobat, hembusan syaitan akan tetap ada. Dalam keadaan tidak buruk pun akan selalu di hembuskan prasangka buruk kepada Allah. Jurus "kurang" terus akan dikeluarkan oleh syaitan, dengan mengatakan masih kurang bersih, kurang khusyu, kurang banyak, kurang lama dan seterusnya, sehingga dengan beban tersebut kita akan merasa berat, dan pada saat diikuti pun akan membuat menjadi berlebihan. Semua kesulitan tersebut akan membuat kita bingung, was-was, ragu, bahkan ketakutan yang semuanya itu memang keahlian syaitan. Jadi, sangatlah baik kalo kita rajin mencari bahan-bahan prasangka baik kepada Allah agar tidak mudah diperbudak oleh syaitan.

Tanamkan diingatan kita bahwa Allah tidak pernah menjauhi kita, sekali mendekat tidak akan pernah lagi menjauh, "hamba-Ku mengingat-Ku, Aku akan mengingatnya nanti". Allah tidak memberi ketentuan dimana ataupun sedang apa hambaNya tersebut,
Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat, Maha Tahu lagi Maha Kuasa, jadi sedang apa, dimana, bagaimanapun juga keadaan kita, Allah senantiasa mendengar, melihat, tahu serta berkuasa apapun atas kita. Seberapa kalipun dosa hambanya Allah akan mengampuninya terkecuali hambaNya tersebut sudah bosan meminta ampunan.

Prasangka baik kepada Allah adalah segalanya, dapat menjadikan kita tawadhu, sabar, bersyukur, besar hati, tenang, tentram, aman dan lain sebagainya yang tidak akan habis dituliskan.

Wassalammu'alaikum.

Selasa, 11 Mei 2010

SEMINAR NASIONAL FUSI - KARISMA 2010

SEMINAR NASIONAL

PERKEMBANGAN PENDIDIKAN, SAINS, DAN TEKNOLOGI MUTAKHIR, MENUJU KEBANGKITAN PERADABAN ISLAM

FUSI FT & KARISMA FMIPA UNIVERISTAS NEGERI MALANG

Malang, 9 Mei 2010

Ahmad Fathil Islam (FUSI FT 2010)

Hari minggu, 9 Mei 2010, tepat satu minggu setelah Mega Best Conference “Islamic Intelectual Conference (IIC)” dan Hari Pendidikan Nasional, di tempat yang sama yaitu di Sasana Budaya Universitas Negeri Malang, telah diselenggarakan Seminar Nasional dengan tema “Perkembangan Pendidikan, Sains, dan Teknologi Mutakhir, Menuju Kebangkitan Peradaban Islam”. Kegiatan ini diselenggarakan atas kerjasama Forum Ukhuwah dan Studi Islam (FUSI), yang merupakan Lembaga Dakwah Fakultas Teknik UM dengan Kreativitas Islam MIPA (KARISMA) selaku Lembaga Dakwah Fakultas MIPA UM, dalam koordinasi Badan Koordinasi Lembaga Dakwah Kampus (BKLDK) Korda Malang dan UM sebagai KORNAS. Subhanalloh, kegiatan ini dihadiri oleh lebih dari 500 peserta dan terdiri dari kalangan pelajar, mahasiswa, guru, dosen, praktisi pendidikan, dan aktivis-aktivis dakwah kampus. Dalam data base panitia tercatat bahwa peserta ada yang berasal dari Blitar, Tulung Agung, Malang, Pasuruan, Banyuwangi, Surabaya, Madura, Jember hingga Semarang. Tercatat pula data peserta dari kalangan mahasiswa berasal dari UM, UB, UIN Malang, POLTEK Malang, UNIDHA, UNIJOYO, UNEJ, UNAIR, STIKES, ITN, dan UNS Semarang.

Kegiatan ini terasa sangat berbeda dengan seminar-seminar lainnya. Salah satunya terlihat dari pembawaan MC yang menggunakan konsep 3 bahasa (three language ), yaitu : akhi Fazlurrohman (bahasa arab), akhi Aidy Mukhlas (bahasa inggris), dan akhi Amirul Khoiri (bahasa Indonesia). Kegiatan dimulai dengan pembukaan dan dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al Quran oleh akhi Ivan dan akhi Irham Bugis. Setelah itu dilanjutkan dengan sambutan ketua pelaksana (akhi zainudin fitroni) dan ketua Umum FUSI FT 2010 (akhi Andika Bayusih A.). Secara resmi kegiatan ini dibuka dan disambut oleh Drs. Setiadi. C.P., M.Pd. M.T. selaku Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan FT tepat pukul 08.45 WIB, dengan sambutan yang semangat dan memotivasi peserta akan urgent-nya kegiatan ini. Beliau menyampaikan bahwa kebangkitan peradaban islam bukan karena pendidikan, sains, maupun teknologi. Melainkan kebangkitan pendidikan, sains dan teknologi hanya terwujud dengan kebangkitan Islam.

Acara inti dimulai pada pukul 09.00 WIB yang dipandu oleh Agus Susamto, S.Pd. (Mahasiswa Pasca Sarjana ITS dan alumni FUSI, BEM FT dan PTM FT UM). Diawali dengan pemutaran video tentang gambaran kondisi fakta pendidikan di Indonesia, peserta mulai terbuka pemikirannya akan mirisnya kondisi pendidikan di negeri ini. Materi pertama disampaikan oleh Prof. Dr. Effendy, Ph.D. (guru Besar FMIPA UM, ketua RSBI Nasional, dan termasuk dalam 2000 ilmuwan tersukses di dunia pada abad 21 ini yang jurnalnya dijadikan rujukan internasional). Beliau menyampaikan perkembangan penelitian dalam bidang sains dan teknologi di Indonesia. Diawali dengan penyampaian tanda-tanda perkembangan saintek itu ditandai dengan banyaknya award, artikel, hak paten, tex book yang ditulis dosen dan jumlah mahasiswa asing yang ada. Faktanya, produktivitas dosen dan peneliti di Indonesia sangatlah rendah dalam jurnal ilmia internasional, ”tegas Baliau”. Beliau menambahkan, pada tahun 2008 hanya 6 orang peneliti di Indonesia yang memiliki 41 artikel yang dimuat di jurnal internasional, salah satunya beliau sendiri. Faktor kendala perkembangan sains dan teknologi di Indonesia adalah : (1) keterbatasan sarana (bahan pustaka, peralatan, dan bahan), (2) banyak dosen yang bergelar doktor, yang mamiliki kemampuan melakukan penelitian yang bermutu, namun disibukkan dengan jabatannya, (3) Banyak dosen yang belum faham layak tidaknya penelitiannya dipublish di jurnal internasional, dll.

Kemudian dilanjutkan dengan materi kedua yang disampaikan oleh Dr. Muladi, S.T., M.T. (Dosen TE FT & Kepala Pusat TIK UM, lulusan S3 Informatic Technology of Malaysia). Beliau menyampaikan tentang Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi dan Peradaban Islam. Intinya ada 2 perkembangan di dunia TI yaitu : teknologi MIMO dan Web 2.0 yang menopang kebangkitan peradaban islam. Di antaranya adanya web based (Al Quran, Hadist, Konsultasi, doa, dll). Setelah pemateri pertama dan kedua menyampaikan makalah dalam waktu 45 menit/ pemateri, akhirnya pemateri ketiga yang ditunggu-tunggu tiba Sasana Budaya, yaitu Dr. Ing. Fahmi Amhar (Peneliti Utama IV/e Bidang Sistem Informasi Spasial di BAKORSURTANAL Indonesia, Dosen PPS di IPB dan Universitas Paramadhina Jakarta, sekaligus DPP Hizbut Tahrir Indonesia). Beliau menyampaikan Konsep Baru untuk Pendidikan Sains dan Teknologi Mutakhir. Beliau mengawali dengan pelurusan pemahaman bahwa bangsa yang berkembang sainteknya adalah bangsa yang mampu menggunakan secara tepat, ekomonis, tidak ketergantungan, berkontribusi pada perkembangan teknologi, bukan sebagai penikmat/pasar teknologi. Beliau menambahkan, capaian techscientist dari segi agama di dunia, Islam adalah terendah saat ini, dan Yahudi yang teringgi. Fakta menunjukkan Indonesia dalam literasi matematika menempati peringkat 35 dari 46 negara peserta Timss, literasi membaca peringkat 39 dari 40 negara. Justru dalam hal kemaksiatan Indosesia jagonya. Di antaranya peringkat 2 penyalahgunaan internet, negeri terkorup, dll. Beliau melanjutkan, aktor pengembang teknologi (dunia pendidikan di PT, institusi litbang di pemerintahanm dan R & D di dunia bisnis) semuanya bermasalah diantaranya, masalah plagiarisme, hasil riset harang mengalir ke pengguna, ijazah hanya dijadikan akses naik status sosial ekonomi ataupun politis, lambannya kaderisasi, intensifitas riset. Kendala sangat kompleks, dari kendala individu, kultural, hingga struktural. 10 inovasi harapan ke depan di Indonesia (teknologi tepat guna, hijau, pangan untuk ketahanan pangan, energi, kesehatan, transportasi, pertahanan, maritim, industri, dan bioteknologi). Untuk membengkitkannya di butuhkan visi ideologis yang mampu menggerakkan resources. Visi tersebut adalah pemahaman akan aqidah islamiyah uang akan memberikan kejelasan misi yang berupa potensi kehidupan yang dimiliki manusia, sebagai realisasi islam sebagai umat yang terbaik (Q.S. Ali Imron 110).

Fokus di bidang pendidikan, beliau menyampaikan peran pendidikan sesuai dengan aktor-aktornya. Hasil UNAS tidak bisa dijadikan standarisasi kualitas, apalagi indeks kejujuran siswa karena tidak memiliki instrumen yang menilai sikap, kritis, leadhership, entrepreneural, religius, dll. Oleh karena itu, harus ada perubahan pemahanan dan kesadaran perilaku serta pemikiran. Islam sebagai agama sekaligus peraturan hidup sudah mengatur bagaimana seluruh aspek termasuk pendidikan, sains, dan teknologi. Ujungnya bersumber pada pemahaman tentang aqidah yang mengarah pada mabda’ (ideologi) yang mampu membangkitkan pemikiran umat. Sehingga dapat melahirkan kembali ilmuwan-ilmuwan dan intelektual-intelektual muslim muda seperti halnya Ibnu Sina, Al Khawarizmi, Al Jabar, dll. Itu semua dapat terwujud hanya ketika Islam diterapkan secara kaafah dalam naungan Daulah Khilafah Islamiyah.

Kegiatan dilanjutkan dengan 2 kali sesi tanya jawab untuk 8 orang penanya, dan diakhiri dengan clossing ststement dan kesimpulan oleh moderator. Setelah itu, ada penyerahan cinderamata dan diakhiri dengan doa oleh akhi Arian. Kegiatan diakhiri tepat pada pukul 13.30 WIB. Demikianlah kagiatan ini berlangsung, mudah mudahan bermanfaat dan menginspirasi kita untuk lebih giat mendesain kegiatan dakwah. Adapun kekurangan dalam fasilitas dan LCD itu di luar kemampuan panitia. Mohon maaf atas segala kekurangan nya. Wallahu’alam Bishshowab....


Materi silahkan didownload di bawah ini :
1. Prof. Dr. Effendy, Ph.D.
2. Dr. Muladi, S.T.,M.T.
3. Dr. Ing. Fahmi Amhar